(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:
Perkembangan Nilai Tukar 20 – 24 Januari 2025
Pada akhir hari Kamis, 23 Januari 2025
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.275 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 7,06%.
3. DXY[1] melemah ke level 108,05.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke 4,644%.
[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.
Pada pagi hari Jumat, 24 Januari 2025
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp16.235 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun turun ke 7,03%.
Aliran Modal Asing (Minggu IV Januari 2025)
1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 23 Januari 2025 sebesar 73,01 bps, turun dibanding dengan 17 Januari 2025 sebesar 76,14 bps.
2. Berdasarkan data transaksi 20 – 23 Januari 2025, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp11,52 triliun. Terdiri dari jual neto sebesar Rp0,35 triliun di pasar saham, beli neto Rp9,60 triliun di pasar SBN, dan beli neto Rp2,27 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
3. Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen s.d. 23 Januari 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp2,03 triliun di pasar saham. Jual neto Rp1,91 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp2,95 triliun di SRBI.
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.
Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 16.271 kemudian bergerak terkoreksi ke Rp16.274. Dan terakhir sore ini WIB terpantau di posisi Rp 16.171.
Menguatnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Asia menurun setelah terkoreksi di sesi global sebelumnya. Dollar AS meneruskan koreksi di tengah penguatan yen.
Melansir Reuters, komentar Presiden AS Donald Trump yang berencana mengenakan tarif impor terhadap Meksiko dan Kanada mulai 1 Februari. Dan penerapan tarif impor dari Eropa membuat dolar melemah pekan ini.
Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, sore hari WIB ini turun ke 107,70, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 108,11.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting