(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit atau CPO di bursa berjangka Malaysia perdagangan hari Selasa (4/2/2025) merosot setelah 5 sesi berturut menguat di kisaran tertinggi 3 pekan.
Harga minyak sawit yang banyak diperdagangkan yaitu kontrak berjangka bulan Februari 2025 bergerak negatif dan berakhir turun 1,35% menjadi sekitar MYR4.305 per ton.
Turunnya harga CPO dipengaruhi oleh anjloknya harga minyak mentah dunia dan juga merespon langkah Presiden AS Donald Trump menunda penerapan tarif pada Meksiko dan Kanada.
Lihat: Penghentian Sementara Tarif Impor AS ke Kanada dan Meksiko Redakan Kekhawatiran Pasar
Presiden Trump juga akan segera berbicara dengan pemimpin Tiongkok, Xi Jinping, saat AS dan Tiongkok berupaya mencegah perang dagang.
Sentimen juga dibebani oleh data ekspor, dimana Surveyor Cargo mencatat bahwa pengiriman minyak sawit Malaysia pada bulan Januari turun antara 12,3% dan 20,1% dari Desember.
Selain itu dari komoditas minyak kedelai Brasil tahun 2024/25 kini diperkirakan akan mencapai rekor 174 juta metrik ton, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 170,8 juta ton.
Namun tekanan harga dibatasi oleh ekspektasi permintaan yang lebih kuat sejak Maret , didorong oleh bulan puasa dan Idul Fitri pada bulan April.
Secara terpisah, Dewan Minyak Sawit Malaysia memproyeksikan bahwa harga minyak sawit kemungkinan akan berkisar antara MYR 4.250 dan MYR 4.550 pada Q1 2025.



