(Vibiznews – Commodity) Harga emas bergerak turun pada hari Kamis tertekan penguatan dolar AS dan imbal hasil Treasury AS.
Harga emas spot ditutup turun 0,37% pada $2.856,62 per ons.
Harga emas berjangka AS bulan April ditutup turun 0,56% pada $2.876,7
Logam mulia tertekan dolar AS yang lebih kuat dan imbal hasil Treasury yang lebih tinggi.
Komentar pejabat bank sentral yang agresif pada hari Kamis membebani logam mulia setelah Presiden Fed Chicago Goolsbee mengatakan ketidakpastian kebijakan fiskal dapat menyebabkan lebih sedikit pemotongan suku bunga Fed. Selain itu, anggota Dewan BOJ Tamura mengatakan ia mendukung kenaikan suku bunga tambahan oleh BOJ.
Kerugian logam mulia terbatas setelah BOE memangkas suku bunga sebesar -25 bp, yang mendorong permintaan logam mulia sebagai penyimpan nilai.
Selain itu, komentar dovish dari anggota Dewan Eksekutif ECB Cipollone bersifat bullish untuk logam mulia ketika ia mengatakan ECB masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga.
Permintaan safe haven untuk logam mulia tetap kuat karena ketegangan perdagangan AS-Tiongkok setelah Tiongkok membalas dengan mengenakan tarif pada barang-barang AS.
Malam nanti akan dirilis data tenaga kerja AS yaitu Non Farm Payrolls, tingkat pengangguran dan tingkat upah bulan Januari.
Non Farm Payrolls dan tingkat upah bulan Januari diindikasikan menurun. Tingkat pengangguran bulan Januari diindikasikan tetap.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga emas dapat bergerak turun jika dolar AS terus menguat. Namun dicermati perkembangan ketegangan perdagangan AS-Tiongkok, yang dapat meningkatkan permintaan safe haven. Juga jika malam nanti data Non Farm Payrolls AS terealisir turun dan menekan dolar AS, akan dapat menguatkan harga emas. Harga emas berjangka AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $2.857-$2.836. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance $2.896-$2.914.



