(Vibiznews –Commodity) – Harga karet Jepang turun ke terendah satu bulan pada hari Senin karena pengenaan tarif dari Presiden Trump, kekhawatiran akan adanya perang dagang. Produksi karet di Thailand berkurang sehingga penurunan harga terbatas.
Harga karet Juli di the Osaka Exchange (OSE) turun 5 yen atau 1.34% menjadi 368.7 yen ($2.43) per kg. Harga sempat turun ke 366 yen harga terendah sejak 10 Januari.
Harga karet Mei di The Shanghai Futures Exchange (SHFE) naik 30 yuan atau 0.17% menjadi 17,520 yuan ($2,398.59) per MT.
Harga karet butadiene February di SHFE turun 155 yuan atau 1.04% menjadi 14,720 yuan ($2,015.25) per ton.
Harga karet Maret di Singapore Exchange SICOM naik 0.4% menjadi 197.6 sen USD per kg.
Harga karet yang turun terhambat karena musim hujan yang berlangsung di Thailand. Mulai dari 8 – 11 Februari angin muson Timur laut akan menguat dengan hujan badai yang tersebar di Selatan menurut Lembaga Meteorologi di Thailand. Thailand penghasil terbesar dari karet. Hujan akan menghambat produksi karet di Thailand sehingga persediaan berkurang. Diperkirakan produksi karet akan turun di Bulan Februari –Mei.
Produksi mobil di Cina dan penjualannya mencapai rekor di tahun 2024 dan ekspor juga meningkat menurut The China Association of Automobile Manufacturers (CAAM).
Pada hari Jumat Presiden Trump merencanakan akan mengumumkan mengenakan tarif timbal balik untuk beberapa negara dengan mengenakan tarif impor 25% untuk semua impor baja dan aluminium. Tambahan tarif 10% terhadap semua impor Cina memberi efek bahwa Cina akan memberikan tarif balasan untuk barang-barang yang masuk ke Cina.
Bursa Jepang akan ditutup hari Selasa dan dibuka kembali pada hari Rabu, 12 Februari.
Analisa Tehnikal untuk karet
Suppport pertama di 357 yen kemudian ke 342.7 yen
Resistant pertama di 391 yen kemudian ke 412 yen
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting