(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah acuan dunia di pasar komoditas AS yang berakhir Rabu dinihari (12/2/2025) memperpanjang kenaikan hampir 2% merespon tanda-tanda pasokan Rusia yang lebih ketat.
Harga minyak WTI dan Brent melompat ke posisi tertinggi dalam 2 pekan lebih setelah sebuah laporan menunjukkan produksi Rusia turun lebih jauh di bawah kuota OPEC+ pada bulan Januari.
Sementara itu terdapat sanksi AS terbaru menargetkan individu dan tanker yang mengangkut minyak mentah Iran ke China, yang bertujuan untuk menekan Teheran.
Menambah risiko pasokan, Trump mendesak Israel untuk mengakhiri gencatan senjata dengan Hamas jika sandera tidak dikembalikan akhir pekan ini.
Ini meningkatkan ancaman konflik baru karena kedua belah pihak saling menuduh melanggar kesepakatan.
Namun kenaikan harga dibatasi oleh kehati-hatian atas meningkatnya ketegangan perdagangan dan ketidakpastian ekonomi yang lebih luas.
Tarif baja dan aluminium Trump baru-baru ini dapat mengganggu sektor energi AS, khususnya pengebor minyak yang bergantung pada baja khusus yang tidak tersedia di dalam negeri.
Sementara itu, melonjaknya harga gas alam di Eropa telah membuat pembakaran minyak lebih hemat biaya, yang berpotensi meningkatkan permintaan.
Harga Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak bulan Maret naik 1,38% menjadi $73,32 per barel.
Demikian untuk harga minyak mentah berjangka acuan jenis Brent naik 1,49% menjadi $77,00 per barel.
Untuk pergerakan harga minyak berikutnya cenderung koreksi, minyak WTI diperkirakan akan bergerak bertemu kisaran support di $70.35 – $67.80 dan kisaran resisten di $75.90 – $78.10 .