IHSG Dibuka Menguat 0,22% Pada Perdagangan Pagi ini, Sementara Bursa Regional Melemah

698
Vibizmedia Photo

 

(Vibiznews – IDX Stock) — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan pagi ini setelah kemarin ditutup melemah.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pukul 09.02 WIB, IHSG bertambah 14,95 poin atau naik 0,22% ke level 6.764,55, Selasa (25/2/2025).

Kenaikan IHSG ditopang penguatan sejumlah indeks sektoral. Sektor yang naik paling tinggi adalah sektor barang konsumer non primer naik 0,56%, sektor teknologi menguat 0,58%, sektor keuangan naik 0,56% dan sektor energi bertambah 0,41%.

Kemudian ada juga sektor transportasi dan barang baku masing-masing menguat 0,33% dan 0,25%.

Total volume perdagangan saham di BEI pada pagi ini mencapai 585,09 juta dengan nilai transaksi Rp 652,13 miliar.

Berdasarkan pengamatan, ada 203 saham yang menguat, 105 saham yang melemah dan 188 saham yang tidak berubah.

Sementara itu, bursa regional juga mengalami penurunan.
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 mengalami penurunan sebesar 0,87%, sedangakan indeks Nikkei 225 di Jepang turun 1,34%. Sementara itu, indeks Kospi bergerak 0,5% lebih rendah, sedangkan Kosdaq yang berkapitalisasi kecil turun 0,44%.

Di Hong Kong, indeks berjangka Hang Seng tercatat berada pada level 22.827, turun 2,2%.

Begitu pula dengan Wall Street. Indeks S&P turun 0,5% ke 5.983,25 dan Nasdaq Composite ambruk 1,21%, berakhir di 19.286,92.
Sebaliknya indeks Dow Jones Industrial Average berhasil mencatatkan sedikit kenaikan sebesar 33,19 poin, atau 0,08% ke 43.461,21.

Ada sejumlah sentimen yang bisa menggerakkan pasar saham, rupiah, dan SBN yang bisa menjadi pertimbangan para pelaku pasar. Dari dalam negeri, peluncuran bullion bank dan Danantara serta data uang beredar bisa menjadi penggerak pasar.

Sebagaimana diketahui, Presiden Prabowo resmi meluncurkan Daya Anagata Nusantara (Danantara) pada Senin (24/2/2025) sebagai badan pengelola investasi baru. Presiden RI Prabowo Subianto menandatangani sejumlah regulasi yang mengatur tata kelola dan operasional Danantara.

Termasuk Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2025 dan Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun 2025.
Danantara diproyeksikan memiliki dana kelolaan (AUM) lebih dari US$ 900 miliar atau sekitar Rp 14.710 triliun, menjadikannya salah satu sovereign wealth fund (SWF) terbesar di dunia.

Namun, peluncuran Danantara juga menimbulkan kekhawatiran di bursa saham. Pasalnya, empat dari tujuh dari BUMN yang tergabung dalam Danantara berstatus perusahaan publik atau terbuka (Tbk). Investor masih menunggu seperti apa Danantara akan mengelola empat BUMN yang terbuka.

Sealanjutnya, masih dari dalam negeri, Indonesia akan segera memiliki bullion bank pertama. Yang direncanakan diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada hari ini, Selasa (25/2/2025).

Saat ini, PT Pegadaian (Persero) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk beroperasi dalam bisnis bullion.

Bullion bank ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi perdagangan emas dalam negeri serta mengurangi ketergantungan pada ekspor emas mentah. Dengan kehadiran bullion bank, emas yang ditambang di Indonesia tidak lagi langsung diekspor ke luar negeri.

Namun dapat dikelola dan dioptimalkan untuk kepentingan ekonomi nasional.
Selain Pegadaian dan BSI, beberapa institusi keuangan lain dikabarkan sedang dalam proses pengajuan izin untuk turut serta dalam layanan ini.

Dari luar negeri, Presiden Donald Trump mengatakan pada Senin (24/2/2025) bahwa tarif besar-besaran AS terhadap impor dari Kanada dan Meksiko akan dilanjutkan. Ketika penundaan penerapan selama sebulan berakhir minggu depan.

Presiden Donald Trump mengklaim bahwa AS telah dimanfaatkan oleh negara-negara asing dalam hampir segala hal. Dan menegaskan kembali rencananya untuk menerapkan tarif timbal balik atau resiprokal yang disebutkan.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting