(Vibiznews – IDX Stock) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok 120,73 poin atau 1,83% ke 6.485 ke 6.485,44 pada akhir perdagangan Kamis (27/2).
Berdasarkan pengamatan, sebanyak 196 saham naik, 413 saham turun dan 184 saham stagnan. Hanya satu indeks sektoral yang selamat ke zona hijau, yakni sektor barang konsumen non primer yang naik 0,19%.
Sedangkan 10 indeks sektoral lainnya masuk zona merah. Indeks sektoral dengan pelemahan terdalam adalah sektor kesehatan yang melorot 2,29%, sektor keuangan turun 1,67%. Dan sektor barang baku yang turun 1,60%.
Total volume perdagangan saham di bursa hari ini mencapai 18,87 miliar saham dengan total nilai Rp 13 triliun.
Saham bank jumbo hari ini kompak terpantau berada di zona merah. BBRI turun 4,97% dan menyeret turun IHSG sebanyak 29,20 indeks poin. Lalu Bank Mandiri turun 5,38% dan berkontribusi 23,23 indeks poin terhadap penurunan IHSG.
Selanjutnya, saham BBCA turun 2,85% dan berkontribusi 16,27 indeks poin terhadap penurunan IHSG.
Adapun tekanan IHSG hari ini masih seiring dengan aksi jual asing, yang sudah terjadi tiga hari berturut-turut, sejak Senin (24/2). Tekanan jual ini menandakan masih adanya kekhawatiran terhadap pasar Indonesia. IHSG pekan ini masih diliputi sentimen negatif.
Dalam laporan terbarunya, Morgan Stanley menyoroti bahwa return on equity (ROE) saham-saham di China mulai pulih berkat efisiensi operasional. Dan perbaikan neraca keuangan, sementara Indonesia justru menghadapi perlambatan ekonomi yang berdampak negatif pada sektor siklikal.
Sementara itu tekanan terhadap sektor perbankan seiring dengan mencuatnya kembali isu likuiditas. Data Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa dana pihak ketiga (DPK) perorangan terkontraksi 2,6% yoy pada Januari 2025. Angka ini lebih dalam dibandingkan kontraksi 2,1% yoy pada Desember 2024.
Sebaliknya, DPK korporasi tumbuh 14,2% yoy, menunjukkan adanya pergeseran likuiditas di pasar keuangan. Kontraksi DPK perorangan itu terjadi di tengah upaya industri perbankan Tanah Air mencari dana murah untuk menjaga profitabilitas tahun ini.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting