IHSG Kembali Dibuka Anjlok 1,51% Pasar Diliputi Sentimen Negatif

737
Vibizmedia Picture

 

(Vibiznews – IDX Stock) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka anjlok 1,51%. Dalam dua menit perdagangan awal hari ini, Jumat (28/2/2025), IHSG turun 97,72 poin atau ke level 6.387,73.

Sebanyak 241 saham turun, 103 naik, dan 178 tidak berubah. Nilai transaksi pada awal perdagangan hari ini mencapai Rp424,55 miliar yang melibatkan 407,39 juta saham dalam 29.451 kali transaksi.

Mengutip Refinitiv, secara sektoral pemberat utama IHSG hari ini adalah saham bahan baku yang secara kolektif turun 2,01%. Lalu diikuti sektor finansial yang merosot 1,65% dan properti 1,77%.

Hanya dua sektor yang berada di zona hijau pada awal perdagangan hari ini, yaitu energi dan kesehatan. Itupun penguatan keduanya terbilang tipis atau masing-masing 0,22% dan 0,01%.

Masih berdasarkan data yang sama, saham BBRI menjadi pemberat utama IHSG dengan berkontribusi -27,67 indeks poin. BBRI pada awal perdagangan hari ini telah turun 3,86% ke level 3.490. Begitu pula dengan saham bank jumbo lain, seperti BMRI yang turun 0,86% dan berkontribusi -3,57 indeks poins. Lalu BBNI turun 2,07% dengan kontribusi -3,29 indeks poin.

Pasar domestik masih diliputi sentimen negatif seperti Morgan Stanley menurunkan peringkat saham Indonesia dalam MSCI dari equal-weight (EW) menjadi underweight (UW). Pelemahan ini dikaitkan dengan prospek pertumbuhan ekonomi yang melemah serta menurunnya profitabilitas sektor siklikal.

Demikian juga pasar keuangan Indonesia hari ini diperkirakan masih akan tertekan karena banyaknya sentimen negatif, terutama dari luar negeri. Kebijakan tarif Trump hingga pengumuman data inflasi PCE serta lonjakan dolar AS berpotensi membuat pasar lesu.

Selain itu, Presiden Trump kembali mempertegas kebijakan proteksionisme ekonomi AS dengan mengumumkan tarif baru terhadap Meksiko dan Kanada sebesar 25%. Kebijakan ini akan mulai berlaku pada 4 Maret, sementara China akan dikenakan tambahan tarif 10% pada tanggal yang sama. Tentu saja keputusan ini menambah ketidakpastian di pasar global.

Sementara itu, hari ini, 28 Februari 2025, Morgan Stanley Capital International (MSCI) akan melakukan cutoff perubahan bobot saham Indonesia dalam indeks globalnya. Efektif per 3 Maret 2025, MSCI mengurangi bobot Indonesia dari 2,2% menjadi 1,5%, yang diperkirakan memicu tekanan jual dari investor asing dalam beberapa hari ke depan.

Selain rebalancing MSCI, pelaku pasar hari ini juga menanti rilis data Core Personal Consumption Expenditures (PCE) Price Index. Atau inflasi peribadi konsumen AS untuk Januari 2025. Inflasi PCE menjadi pertimbangan utama bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).

Inflasi PCE pada Desember 2024 sebelumnya mencatat kenaikan 2,8% (yoy) sementara proyeksi terbaru berada di 2,6% (yoy). Jika inflasi lebih tinggi dari ekspektasi, maka peluang pemangkasan suku bunga The Fed kemungkinan akan semakin tertunda.

Analis Vibiz Research Center melihat pergerakan bursa kali ini bergerak terkoreksi ke seminggu terendahnya, sementara pasar saham Asia Jumat (28/2) anjlok  karena kekuatiran akan eskalasi perang dagang global membebani sentimen investor.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting