(Vibiznews – Banking & Insurance) – Keberadaan AI memiliki potensi untuk mengubah dunia dalam banyak cara, salah satunya dalam industri perbankan. Artificial Intelligence (AI) dalam perbankan telah tumbuh menjadi platform canggih yang dapat menganalisis lebih banyak data dan menghasilkan respons layaknya manusia.
Dengan kecerdasannya, AI bisa membantu meningkatkan efisiensi operasional dan pengalaman nasabah dalam layanan perbankan digital.
Ada beberapa peranan AI dalam industri perbankan dan keuangan?
Pendeteksian Penipuan: Untuk meningkatkan daya saing, bank perlu melakukan diferensiasi diri sekaligus mengantisipasi persyaratan peraturan dan serangan siber yang semakin canggih.
Dengan menggunakan Algoritma AI, dapat menganalisis pola transaksi untuk mendeteksi aktivitas yang mencurigakan dan mencegah penipuan
Memberikan Layanan Pelanggan dengan lebih cepat. Dengan menggunakan Chatbot dan asisten virtual berbasis AI dapat memberikan layanan pelanggan yang efisien, menjawab pertanyaan umum, dan membantu dalam proses perbankan sehari-hari.
Selain itu AI dapat membantu dalam melakukan penilaian kredit dengan lebih akurat. AI dapat menganalisis data keuangan dan non-keuangan untuk menilai kelayakan kredit individu atau perusahaan, memungkinkan pemberian pinjaman yang lebih akurat dan cepat.
AI juga dapat membantu bank dalam mengelola risiko dengan menganalisis data pasar dan keuangan secara real-time untuk memberikan wawasan tentang potensi risiko dan peluang.
Karena peranannya yang cukup penting dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam industri perbankan, maka Bloomberg Intelligence (BI) melakukan penelitian fungsi AI.
Apakah AI generatif akan menyebabkan pengurangan besar-besaran lapangan kerja di bank. Apakah kecerdasan buatan (AI) merambah tugas-tugas yang saat ini dilakukan oleh manusia?
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bank-bank global akan memangkas sebanyak 200.000 pekerjaan dalam tiga hingga lima tahun ke depan.
Karena kecerdasan buatan merambah tugas-tugas yang saat ini dilakukan oleh pekerja manusia.
Sementara itu, laporan Citigroup yang diterbitkan tahun lalu menyebutkan bahwa lebih dari separuh (54%) pekerjaan di bank akan digantikan.
Penelitian CItigroup menunjukkan bahwa 67% jam kerja di industri dapat diubah oleh teknologi.
Kepala petugas informasi dan teknologi yang disurvei untuk BI mengindikasikan bahwa rata-rata mereka memperkirakan 3% dari tenaga kerja mereka akan dipangkas. Selain itu, layanan pelanggan dapat melihat perubahan karena bot mengelola fungsi klien, sementara tugas mengenal pelanggan Anda (Know Your Customer) juga akan rentan.
Hampir seperempat dari 93 responden memperkirakan penurunan yang lebih tajam antara 5% dan 10% dari total jumlah karyawan. Yang masuk dalam kelompok ini adalah Citigroup Inc., JPMorgan Chase & Co., dan Goldman Sachs Group Inc.
Delapan dari sepuluh responden mengharapkan AI generatif untuk meningkatkan produktivitas dan perolehan pendapatan setidaknya 5% dalam tiga hingga lima tahun ke depan. (Sumber: Suara.com, AI Ancam 200.000 Posisi di Bank Global, Pekerjaan Apa Saja yang Terancam, 10 Januari 2025)
Namun bagaimana jika, sebaliknya, gen AI justru melakukan hal sebaliknya dan justru menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan di perbankan.
Ini merupakan pendapat lain. (Sumber: Could Gen AI Actually Lead To More Bank Jobs? Michael Abbots, Forbes, 18 Februari 2025)
Menurut Michael, dia pernah melihat sebuah film yang menyatakan. Pada tahun 1980an, spreadsheetlah yang akan menghilangkan setiap pekerjaan keuangan.
Kemudian pada awal tahun 2000an, teknologi digital akan menggantikan setiap teller bank. Tidak ada yang terjadi.
Dalam pengalamannya dia belum pernah bertemu dengan CEO, dewan direksi, atau tim eksekutif bank yang mengatakan kepadanya bahwa mereka memiliki semua orang yang diperlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan yang telah mereka lakukan. Lalu bagaimana jika gen AI, alih-alih hanya sekedar permainan produktivitas, justru memungkinkan bank membuang sampah sekaligus memberikan nilai tambah.
Dalam hal ini, sifat pekerjaan akan berubah.
Jadi, jika dampak yang lebih besar dari gen AI sebenarnya adalah mengubah sifat pekerjaan dan bukan menghilangkannya, bagaimana seharusnya bank berpikir secara berbeda mengenai sumber daya manusia yang berbakat.
Berikut beberapa pendapat Michael dalam pengalamannya bertemu dengan para bankir:
1. Kemenangan dalam gen AI bukan lagi tentang memiliki sepasukan gelar PhD di bidang AI. Namun Bank harus merekrut dan memungkinkan seluruh karyawannya memahami cara memanfaatkan teknologi. Ini seharusnya tidak berbeda dengan alat seperti Excel, di mana setiap orang memiliki akses dan dapat digunakan oleh banyak orang.
2. Bank harus melakukan investasi yang tepat pada masyarakatnya. Dengan hampir tiga perempat pekerjaan di perbankan yang kemungkinan akan berubah, bank tidak dapat menemukan jawabannya. Bank harus mengetahui karyawan mana yang memiliki bakat untuk mempelajari gen AI dan memberikan training AI kepada karyawan tersebut.
3. Budaya rasa ingin tahu yang disertai dengan eksekusi yang kuat sangatlah penting. Ketika bank ingin mengadopsi AI. Bank perlu mengembangkan budaya yang mencakup kolaborasi, inovasi, dan pembelajaran berkelanjutan, serta memadukannya dengan eksekusi – mendorong adopsi AI lebih dari sekedar bukti konsep untuk meningkatkan nilainya.
4. Bank tidak perlu menghancurkan seluruh model bisnisnya dalam semalam untuk mengadopsi AI dan penerapannya secara penuh akan membutuhkan waktu. Namun mereka harus memulainya, menerapkan teknologi semaksimal mungkin secara internal, berfokus pada kasus penggunaan bernilai tinggi, dan bekerja sama dengan tim risiko dan kepatuhan untuk memastikan mereka tidak melanggar peraturan.
Kesimpulan:
Dari beberapa pendapat di atas, penulis melihat bahwa benar AI dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perbankan sehingga mengurangi beberapa posisi pekerjaan di bank. Yang semula dilakukan oleh manusia sekarang dapat digantikan dengan dengan otomatisasi lewat mesin. Terutama untuk pekerjaan yang sifatnya berulang. Karena setiap pekerjaan yang melibatkan tugas rutin dan berulang berisiko. Dengan menggunakan AI tidak menghilangkan sepenuhnya, melainkan akan mengarah pada transformasi tenaga kerja.
Namun bank dapat mengalokasikan investasinya dengan memberikan training gen AI kepada karyawan yang memiliki kemampuan teknologi. Sehingga sekalipun digantikan dengan teknologi AI tetapi yang mengoperasikannya tetap manusia.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting