(Vibiznews – Commodity) – Harga kopi Arabika pada hari Rabu naik ke harga tertinggi 2 minggu karena curah hujan dibawah normal Brazil.
Harga kopi Arabika Mei di ICE New York naik $11.55 (2.90%) menjadi $409.95 . Harga kopi Robusta Mei di ICE London turun $2 (0.04%)
Harga kopi pada penutupan hari Rabu naik dengan harga kopi Arabika naik ke harga tertinggi 2 minggu. Curah hujan di Brazil dibawah normal menurut laporan dari Somar Meteorologia pada hari Rabu bahwa cuaca kering dan panas di Brazil sampai akhir minggu ini dapat mengganggu hasil panen kopi yang saat ini sedang menuju periode akhir menjelang panen pada bulan Mei.
Harga kopi Robusta sempat turun dari harga tertinggi 1 ½ minggu pada hari Rabu dan ditutup turun sedikit karena hujan deras di Vietnam membuat tanah kembali subur dan mendorong meningkatnya panen kopi di Vietnam. Laporan perkiraan cuaca memperlihatkan setiap hari ada perubahan hujan sampai minggu depan di daerah Vietnam’s Central Highland, daerah perkebunan kopi terbesar di Vietnam
Laporan Somar Meteorologia pada hari Senin curah hujan di Minas Gerais, daerah perkebunan kopi terbesar 11.4 mm pada seminggu sampai 22 Februari atau 24% dari rata-rata. Pada Senin minggu ini laporan ditunda karena ada libur Karnaval di Brazil.
Turunnya persediaan di ICE membuat harga kopi turun Persediaan kopi Robusta turun ke terendah 2 bulan pada hari Jumat lalu menjadi 4,247 lot. Sementara Persediaan kopi Arabika turun ke 9 ¼ bulan pada 18 Februari menjadi 758,514 kantong, walaupun kembali pulih ke jumlah tertinggi 2 minggu sebesar 809,128 kantong pada hari Kamis lalu.
Safras & Mercado pada hari Senin lalu mengatakan bahwa produsen menjual 88% hasil panen Brazil di 2024/25 per tanggal 11 Februari. Lebih besar dari tahun lalu 70% dan rata-rata 5 tahun 82%.
Penjualan dari hasil panen 2025/26 lebih lambat hanya 13% dari jumlah hasil panen, dibawah rata-rata 4 tahun 22% dari hasil panen menunjukan kurangnya pasokan baru dan keengganan produsen untuk menjual.
Harga kopi naik karena kekhawatiran persediaan berkurang. Pada 12 Februari Cecafe melaporkan bahwa ekspor kopi hijau Brazil turun 1.6% dari tahun lalu menjadi 3.98 juta kantong.
Pada 28 Januari Conab memperkirakan hasil panen Brazil 2025/26 turun 4.4% dari tahun lalu mencapai jumlah terendah 3 tahun menjadi 51.81 juta kantong.
Conab juga menurunkan perkiraan hasil kopi di tahun 2024 sebesar 1.1% menjadi 54.2 juta kantong dari perkiraan September 54.8 juta kantong.
Pengaruh kekeringan dari cuaca El Nino tahun lalu akan membuat kerusakan tanaman kopi di Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Curah hujan yang dibawah rata-rata sejak April lalu merusak pohon kopi selama proses berbunga sehingga mengurangi buah kopi sehingga panen Brazil 2025/26 akan berkurang.
Brazil menghadapi masalah cuaca kering sejak 1981, menurut pengamat kerusakan alam Cemaden.
Colombia, negara penghasil kopi Arabika terbesar ke dua di dunia juga mengalami pemulihan yang lambat dari kekeringan akibat cuaca El Nino tahun lalu.
Pada 6 Februari Vietnam’s General Statistics Office melaporkan bahwa ekspor kopi Vietnam di bulan Januari turun 6.3% dari bulan lalu menjadi 134,000 MT.
The International Coffee Organization (ICO) melaporkan pada 6 Februari lalu bahwa ekspor kopi global di bulan Desember turun 12.4% dari tahun lalu menjadi 10.73 juta kantong dan ekspor dari Oktober – Desember turun 0.8% dari tahun lalu menjadi 32.25 juta kantong
Analisa tehnikal untuk kopi Arabika
support pertama di $382 dan berikut ke $367
resistant pertama di $402 kemudian ke $424
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting



