(Vibiznews – Commodity) Harga emas ditutup mixed pada hari Kamis terbebani kenaikan imbal hasil obligasi global, namun pelemahan dolar AS memberikan dukungan moderat.
Harga emas spot ditutup turun 0,27% pada $2.911,18 per ons.
Harga emas berjangka AS kontrak bulan April ditutup naik tipis 0,02% pada $2.926,6.
Harga emas awalnya bergerak lebih rendah karena melonjaknya imbal hasil obligasi global setelah imbal hasil obligasi Jerman 10 tahun naik ke level tertinggi dalam 16 bulan dan imbal hasil obligasi JGB Jepang 10 tahun melonjak ke level tertinggi dalam 15 tahun.
Selain itu, pernyataan pasca-pertemuan ECB yang agresif pada hari Kamis membebani logam mulia ketika ECB mengatakan suku bunga “menjadi jauh lebih longgar.”
Namun harga emas berjangka AS pulih dari kerugian awal dan membukukan kenaikan moderat, dengan penurunan dolar ke level terendah dalam 4 bulan merupakan hal yang positif bagi logam mulia.
Selain itu, aksi jual saham pada hari Kamis mendorong permintaan logam mulia sebagai tempat penyimpanan nilai.
Logam mulia masih memiliki permintaan yang kuat sebagai tempat penyimpanan nilai setelah tarif AS mulai berlaku pada hari Selasa terhadap Kanada, Tiongkok, dan Meksiko, dan Kanada serta Tiongkok membalas dengan tarif mereka atas barang-barang AS.
Malam nanti akan dirilis data Non Farm Payrolls AS Februari yang diperkirakan naik sebesar +160.000 dan tingkat pengangguran AS Februari diperkirakan tetap tidak berubah pada 4,0%. Selain itu, pendapatan per jam rata-rata Februari diperkirakan tidak berubah dari Januari pada +4,1% thn/thn.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga emas akan mencermati pergerakan dolar AS, yang jika lanjut melemah akan dapat menguatkan harga emas. Namun jika malam nanti data tenaga kerja AS terealisir menguat dan menaikkan dolar AS, akan dapat menekan harga emas. Harga emas berjangka AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $2.905-$2.882. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance $2.943-$2.958.



