IHSG Kembali Anjlok 1,4% Pada Pembukaan Perdagangan Pagi Ini

306
Vibizmedia Picture

 

(Vibiznews – IDX Stock) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 1,4% ke level 6.503,84. pada pembukaan perdagangan pagi ini, Selasa (11/3/2025). Diawali pukul 09.00 WIB, IHSG melemah 70,77 poin atau 1,08% ke 6.523,67 kemudian terus melemah mencapai 1,4%.

Berdasarkan pengamatan, sebanyak 264 saham turun, 165 stagnan, dan hanya 72 saham yang naik. Nilai transaksi pada pagi ini mencapai Rp 560,26 miliar yang melibatkan 1,2 miliar saham dalam 42.487 kali transaksi.

Seluruh indeks sektoral melemah, mengikuti pelemahan IHSG. Indeks sektoral dengan pelemahan terdalam adalah sektor barang baku yang turun 2,47%, sektor energi turun 1,99% dan sektor barang konsumen non primer yang turun 1,37%.

Anjloknya IHSG pagi ini seiring dengan ambruknya bursa Asia-Pasifik dan Wall Street. Di Jepang indeks acuan Nikkei 225 anjlok lebih dari 2% tak lama setelah pembukaan. Sementara indeks Topix yang lebih luas turun 1,57%.

Lalu di Korea Selatan, Kospi mengawali hari dengan penurunan lebih dari 2%, sedangkan Kosdaq yang berkapitalisasi lebih kecil anjlok nyaris 2%.

Sementara itu, dari dalam negeri, bank investasi dan pengelola aset global Goldman Sachs menurunkan peringkat dan rekomendasi atas aset keuangan di Indonesia.
Penurunan ini terjadi karena memperkirakan adanya peningkatan risiko fiskal atas sejumlah kebijakan dan inisiatif yang dipilih oleh Presiden Prabowo Subianto.

Goldman menurunkan peringkat saham RI dari overweight menjadi market weight. Lebih lanjut, Goldman juga menurunkan rekomendasi atas surat utang yang diterbitkan BUMN tenor 10 sampai 20 tahun menjadi netral. Sebelumnya, surat utang BUMN menjadi salh satu aset yang paling ramai diburu oleh manajer investasi global.

Penurunan peringkat ini terjadi Setelah Goldman menaikkan proyeksi defisit fiskal Indonesia dari semua 2,5% kini menjadi 2,9% dari PDB.

Goldman mengungkapkan pasar keuangan Indonesia masih berada dalam tekanan beberapa bulan terakhir karena sentimen tarif dan perang dagang global. Hingga pelemahan ekonomi domestik membuat investor ketakutan dan kabur dari pasar RI.

Menurut analisa Goldman, ketakutan investor asing terjadi setelah Prabowo mengumumkan inisiatif pemangkasan dan realokasi anggaran. Pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), hingga program 3 juta rumah yang dianggap dapat membuat bengkak defisit anggaran.

Selain itu, kekuatiran di pasar juga muncul seiring potensi terjadinya resesi di AS.
Ketidakpastian ekonomi membuat para ekonom mengeluarkan sinyal hati-hati. Terlihat dari sejumlah indikator mulai dari kepercayaan konsumen hingga pertumbuhan ekonomi memburuk.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting