(Vibiznews – IDX Stock) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali anjlok dan bergerak di zona merah pada pembukaan perdagangan Selasa (18/3/2025).
Pada sepuluh menit pertama pembukaan perdagangan dibuka IHSG ke posisi 6.331,65 atau turun 2,17% (-140 poin) melanjutkan penurunan empat hari beruntun pada perdagangan Selasa (18/3).
Sebanyak 10 indeks sektoral menyeret IHSG ke zona merah. Tiga sektor dengan penurunan terdalam yakni: IDX-Techno 6,72%, IDX-Finance 0,70%, dan IDX-NonCyc 0,44%. Hanya sektor transportasi yang mengalami kenaikan tipis 0,13%.
Pada pembukaan perdagangan sesi I, nilai transaksi mencapai Rp 2,94 triliun yang melibatkan 5,69 miliar saham yang berpindah tangan 266 ribu kali. Sebanyak 186 saham menguat, 199 melemah, dan 179 stagnan.
Emiten teknologi raksasa milik konglomerat kembali menjadi penekan kinerja IHSG. Disusul oleh emiten-emiten sektor perbankan yang juga kompak rontok pada perdagangan hari ini. Sementara itu sejumlah emiten lain milik konglomerat kenamaan RI ikut menjadi pemberat gerak IHSG hari ini.
Hari ini, saham DCI Indonesia (DCII) yang kembali menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) atau ambruk 20% ke level 115.800. Sebagaimana diketahui, saham DCII sebelumnya reli panjang dengan kenaikan harian selalu menyentuh auto reject atas (ARA). Namun, kondisinya langsung berbalik arah setelah saham tersebut keluar dari papan pemantauan khusus.
Saham DCII yang sebelumnya sepanjang tahun berjalan sudah naik lebih nyaris 400%, kini penguatannya telah terpangkas menjadi 175%. DCII melonjak tajam sejak 18 Februari 2025, seiring dengan pernyataan Toto Sugiri mengenai rencana stock split saham tersebut.
DCII hari ini menjadi laggard utama IHSG hari ini yang berkontribusi atas penurunan 38,23 indeks poin. Selain itu, dua emiten yang menekan kinerja IHSG adalah BREN dan TPIA milik konglomerat Prajogo Pangestu yang masing-masing berkontribusi atas koreksi 8,67 dan 3,43 indeks poin.
Demikian juga, emiten bank raksasa RI juga kembali terkoreksi pada perdagangan hari ini.
Bank Central Asia (BBCA) menjadi emiten bank dengan porsi koreksi terbesar ke IHSG mencapai 9,76 indeks poin. Selain itu, tiga bank BUMN yakni BBRI (-4,51 indeks poin), BMRI (-3,58 indeks poin) dan BBNI (-3,29 indeks poin). Juga terkoreksi dengan porsi pelemahan terhadap IHSG.
Pergerakan pasar keuangan Tanah Air pada hari ini Selasa (18/3/2025) akan cenderung wait and see sejumlah data dari internal. Terutama hari ini akan menjadi hari pertama dari serangkaian Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang berlangsung selama dua hari dan akan ada lelang Surat Utang Negara (SUN).
Sementara dari eksternal tidak terlalu banyak data, tetapi bank sentral di berbagai negara seperti Inggris dan Amerika Serikat (AS). Akan bersamaan memulai rangkaian hari pertama rapat Federal Open Market Coommittee (FOMC) dari bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed). Untuk menentukan suku bunga acuan.
Sementara itu, bursa Asia mengalami kenaikan hari ini, mengikuti tren positif di Wall Street. Setelah data penjualan ritel AS yang lebih baik dari perkiraan meredakan kekhawatiran resesi.
Investor kini mengalihkan perhatian ke pasar Jepang, di mana Bank of Japan (BOJ) memulai pertemuan kebijakan moneter selama dua hari pada Selasa.
BOJ diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap di 0,5%, dengan keputusan resmi akan diumumkan pada Rabu (19/3).
Pertemuan BOJ ini berlangsung bersamaan dengan pertemuan Federal Reserve AS, yang juga diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting