(Vibiznews – IDX) – Dalam perdagangan bursa saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) penutupan Selasa sore ini (17/3), terpantau merosot tajam 248,559 poin (3,84%) ke level 6.223,388 setelah dibuka turun ke level 6.363,603.
IHSG bergerak tertekan tajam ke level 3,5 tahun terendahnya, sementara bursa kawasan Asia Selasa ini umumnya menguat dipimpin Hang Seng, mengikuti Wall Street yang semalam berakhir positif oleh baiknya penjualan retail AS.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) Selasa ini melemah 0,12% atau 20 poin ke level Rp 16.415, dengan dollar AS di pasar uang Eropa melandai setelah melemah terbatas 2 hari; tertahan dekat 5 bulan terendahnya oleh kekhawatiran investor atas arah ekonomi Amerika dan global.
Rupiah melemah dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 16.395, serta terpantau terkoreksi di hari keduanya mendekati area 2 minggu terendahnya.
Mengawali perdagangannya, IHSG melemah 108,344 poin (1,67%) ke level 6.363,603. Sedangkan indeks LQ45 turun 4,000 poin (0,55%) ke level 725,350. Siang ini IHSG melemah tajam 395,866 poin (6,12%) ke level 6.076,081. Sementara LQ45 terlihat turun 5,25% atau 38,270 poin ke level 691,080.
IHSG kemudian naik mengurangi loss dan ditutup melemah signifikan 248,559 poin (3,84%) ke level 6.223,388, sedangkan LQ45 turun 20,340 poin (2,79%) ke level 709,010. Tercatat saat ini sebanyak 118 saham naik, 554 saham turun dan 139 saham stagnan.
Sementara itu, bursa regional Selasa ini positif di antaranya Nikkei yang naik 1,20%, dan Hang Seng yang menanjak 2,46%.
Analis Vibiz Research Center melihat pergerakan bursa kali ini bergerak merosot ke 3,5 tahun terendahnya, sementara bursa kawasan Asia Selasa ini umumnya menguat dipimpin Hang Seng.
Berikutnya IHSG kemungkinan akan berupaya rebound dari oversold area-nya, dengan mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Resistance mingguan saat ini berada di level 6.773 dan 6.909. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 6.015, dan bila tembus ke level 5.938.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group



