Uang Beredar Tumbuh Lebih Tinggi Pada Februari 2025

286
Uang Beredar Tumbuh Lebih Tinggi Pada Februari 2025
Sumber: Bank Indonesia

 

(Vibiznews – Economy & Business) – Di tengah ketidakpastian ekonomi global, perekonomian Indonesia tetap tumbuh, hal ini terlihat dari likuiditas perekonomian yang tumbuh lebih tinggi pada Februari 2025.

Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Februari 2025 tumbuh lebih tinggi.

Posisi M2 pada Februari 2025 tercatat sebesar Rp9.239,9 triliun atau tumbuh sebesar 5,7% (yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Januari 2025 sebesar 5,5% (yoy). Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 7,4% (yoy) dan uang kuasi sebesar 1,8% (yoy).

Faktor-faktor yang memengaruhi uang beredar

Berdasarkan faktor yang memengaruhinya, Perkembangan M2 pada Februari 2025 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih.

Penyaluran kredit pada Februari 2025 tumbuh sebesar 9,0% (yoy), relatif stabil dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya.[1] Kredit yang diberikan hanya dalam bentuk Pinjaman (Loans), dan tidak termasuk instrumen keuangan yang dipersamakan dengan pinjaman, seperti surat berharga (Debt Securities), tagihan akseptasi (Banker’s Acceptances), dan Tagihan Repo.

Selain itu, kredit yang diberikan tidak termasuk kredit yang diberikan oleh kantor Bank Umum yang berkedudukan di Luar Negeri, dan kredit yang disalurkan kepada Pemerintah Pusat dan Bukan Penduduk.

Aktiva luar negeri bersih pada Februari 2025 tumbuh sebesar 4,1% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Januari 2025 sebesar 2,4% (yoy).

Di sisi lain, tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus) terkontraksi sebesar 5,7% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya terkontraksi sebesar 14,1% (yoy).

Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK)

Perkembangan DPK pada Februari 2025 tercatat Rp 8.612,5 triliun atau tumbuh sebesar 5,1% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya 4,8% (yoy). (Tabel 3).Berdasarkan golongan nasabah, DPK Korporasi tumbuh sebesar 12,9% (yoy), lebih rendah dari pada pertumbuhan Januari 2025 sebesar 14,1% (yoy).

Sementara itu, DPK Perorangan terkontraksi sebesar (1,8%, yoy), membaik dibandingkan kontraksi pada bulan sebelumnya 3,4% (yoy) (Tabel 4).

Tabel 4 Penghimpunan DPK Berdsrk Gol Nas Feb 2025
Sumber: Bank Indonesia

Pada Februari 2025, tabungan dan simpanan berjangka tumbuh masing-masing sebesar 6,8% (yoy) dan 3,5% (yoy). Setelah pada bulan sebelumnya tumbuh masing-masing sebesar 6,2% (yoy) dan 2,6% (yoy).

Di sisi lain, giro tumbuh sebesar 5,3% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 6,2%(yoy).

Perkembangan Kredit

Kredit yang disalurkan oleh perbankan pada Februari 2025 tetap kuat. Penyaluran kredit pada Februari 2025 tercatat sebesar Rp 7.684,1 triliun, atau tumbuh 9,0% (yoy), relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya.

Penyaluran kredit pada debitur korporasi dan perorangan tumbuh masing-masing sebesar 14,7%, (yoy) dan 2,7% (yoy) (Tabel 5)

Tabel 5 Perkembangan Kredit Berdsr Gol Debitur Feb 2025
Sumber: Bank Indonesia

Berdasarkan jenis penggunaan, perkembangan penyaluran kredit pada Februari 2025, dipengaruhi oleh perkembangan Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi dan Kredit Konsumsi (Grafik 4)

Grafik 4 Pertumbuhan Kredit Berdsr Jenis Penggunaan Feb 2025
Sumber: Bank Indonesia

Kredit Modal Kerja (KMK) pada Februari 2025 tumbuh sebesar 6,2% (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh sebesar 6,8% (yoy).

Perkembangan KMK bersumber dari pertumbuhan sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan, serta sektor Pertambangan dan Penggalian.

Kredit Investasi (KI) pada Februari 2025 tumbuh 13,4 (yoy), lebih tinggi dari Januari 2025 sebesar 12,0 % (yoy). Terutama bersumber dari Sektor Industri Pengolahan, Listrik, serta sektor Gas, Listrik dan Air Bersih.

Sementara itu, Kredit Konsumsi (KK) pada Februari 2025 tumbuh sebesar 9,4% (yoy), relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 9,5% (yoy). Terutama didorong oleh Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan Kredit Multi Guna.

Penyaluran Kredit Properti tumbuh sebesar 6,9% (yoy), relatif stabil dibandingkan pertumbuhan Januari 2025 sebesar 6,8% (yoy). Terutama berasal dari Kredit Real Estate 6,4% (yoy) dan Kredit Konstruksi 0,5% (yoy). Sementara itu serta Kredit KPR dan KPA tumbuh sebesar 10,5% (yoy).

Penyaluran Kredit kepada UMKM pada Februari 2025 tumbuh sebesar 2,1% (yoy),setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 2,5% (yoy). Pertumbuhan penyaluran kredit UMKM terutama pada skala kecil (7,9% yoy).

Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan kredit UMKM pada Februari 2025 dipengaruhi oleh Kredit Investasi (6,5% yoy) dan Kredit Modal Kerja (0,5% yoy).

Suku Bunga Simpanan dan Kredit

Pada Februari 2025, suku bunga kredit dan suku bunga simpanan relatif stabil. Rata-rata tertimbang suku bunga kredit pada Februari 2025 sebesar 9,20%, relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya.

Sementara itu, suku bunga simpanan berjangka meningkat pada tenor 3 bulan dan 6 bulan masing-masing sebesar 5,59%, dan 6,06% pada Februari 2025. Setelah pada Januari 2025, masing-masing tercatat sebesar 5,57%, dan 6,01%.

Di sisi lain suku bunga simpanan berjangka tenor 1 bulan, 12 dan 24 bulan tercatat sebesar 4,80% 5,11% dan 4,29% turun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 4,82%, 5,16% dan 4,32%

Analis Vibiz Research Center melihat bahwa uang beredar tumbuh lebih tinggi pada Februari 2025, dibandingkan bulan sebelumnya

Hal ini disebabkan oleh penyaluran kredit relatif stabil dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Dan meningkatnya aktiva luar negeri bersih.

Berdasarkan data Bank Indonesia, pertumbuhan kredit/pembiayaan pada Februari 2025 tetap kuat, mencapai 10,30% (yoy). Relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 10,27% (yoy), didorong oleh sisi penawaran dan permintaan.

Dari sisi penawaran, pertumbuhan kredit ditopang oleh realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan yang masih berlanjut.

Dukungan pendanaan dari pertumbuhan DPK yang terus mencatatkan tren positif sejak 2025. Serta ketersediaan likuiditas yang tetap baik sejalan dengan implementasi penguatan KLM.

Dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan korporasi yang masih tumbuh positif. Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi, masing-masing sebesar 14,62% (yoy), 7,66% (yoy), dan 10,31% (yoy).

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting

.