(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah acuan dunia WTI di pasar komoditas AS yang berakhir Sabtu dinihari (5/4/2025) anjlok sangat signifikan hingga turun 7% lebih karena meningkatnya tensi perang dagang global.
Harga minyak WTI anjlok ke posisi terendah sejak Agustus 2021 setelah Tiongkok mengumumkan tarif balasan atas barang-barang AS sebagai reaksi terhadap pungutan baru Presiden Donald Trump.
Kementerian keuangan Tiongkok mengumumkan tarif 34% akan dikenakan pada semua barang impor yang berasal dari AS mulai tanggal 10 April.
Risiko resesi dan ketidakpastian seputar perdagangan global menambah keresahan perlambatan ekonomi global dan melemahnya permintaan minyak.
Sementara itu, OPEC+ telah meningkatkan rencana untuk meningkatkan produksi sebesar 411.000 barel per hari pada bulan Mei, yang meningkatkan tekanan dari sisi pasokan.
Meskipun ada pengecualian tarif AS untuk produk-produk energi, gejolak perdagangan yang lebih luas terus membebani pasar.
Patokan minyak membukukan penurunan mingguan hampir 10%—yang tertajam dalam enam bulan.
Harga Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak bulan Mei anjlok 7,4% pada menjadi $62 per barel, penurunan terbesar sejak Juli 2022.
Demikian untuk harga minyak mentah berjangka acuan jenis Brent anjlok 5,9% menjadi $65,95 per barel.
Secara teknikal, untuk pergerakan harga minyak berikutnya diperkirakan rebound, minyak WTI akan bergerak bertemu kisaran support di $60.58 – $57.80 dan kisaran resisten di $64.80 – $69.10.