(Vibiznews – Economy & Business) Pergerakan pasar investasi global pekan lalu dipengaruhi pengumuman tarif timbal balik Presiden AS Donald Trump, ditambah dengan rilis data tenaga kerja AS yang bervariasi, dan diakhiri dengan pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang menyatakan tidak akan menyesuaikan kebijakan moneter lebih lanjut karena akan mencermati perkembangan tarif AS dan perang dagang yang terjadi.
Pekan mendatang ini diperkirakan perkembangan seputar tarif timbal balik AS dan respon dari negara-negara yang dikenakan tarif tersebut, akan masih menjadi perhatian pasar, juga akan dicermati pernyataan para pejabat Fed dan data inflasi AS.
Pernyataan Pejabat Fed
Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada akhir pekn hari Jumat menyatakan bahwa diperkirakan tarif Trump akan meningkatkan inflasi dan membatasi pertumbuhan, mencatat bahwa bank sentral menghadapi “prospek yang sangat tidak pasti” terkait pengenaan tarif yang diumumkan minggu ini.
Powell mengindikasikan bahwa para pembuat kebijakan siap untuk tidak mengubah kebijakan suku bunga sampai mereka menerima perincian lebih lanjut tentang dampak tarif.
“Kami berada dalam posisi yang baik untuk menunggu kejelasan sebelum mempertimbangkan penyesuaian apa pun terhadap sikap kebijakan kami. Masih terlalu dini untuk mengatakan apa yang akan menjadi jalur yang tepat untuk kebijakan moneter,” kata Powell dalam pernyataan yang disiapkan yang disampaikan di hadapan para jurnalis di Arlington, Va.
Pekan ini akan ada beberapa pernyataan pejabat Fed seperti Kugler, Daly, Barkin, Logan, Goolsbee, Musalem dan Williams. Jika pernyataan para pejabat Fed ini memperkuat lagi pernyataan Ketua Fed Powell, akan memicu sentimen The Fed akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pertemuan Fed berikutnya.
Prospek Data Inflasi AS yang Bervariasi
Pada pekan mendatang ini akan dirilis data tenaga inflasi AS bulan Maret, baik data inflasi harga konsumen maupun inflasi harga produsen.
Inflasi Harga Konsumen
Tingkat inflasi tahunan di AS turun menjadi 2,8% pada Februari 2025 dari 3% pada Januari, di bawah perkiraan sebesar 2,9%. Untuk buulan Maret diindikasikan inflasi tahunan AS turun 2,8%.
Sedangkan inflasi harga konsumen inti tahunan di AS, yang tidak termasuk barang-barang seperti makanan dan energi, turun menjadi 3,1% pada Februari 2025, dari 3,3% pada bulan sebelumnya dan di bawah ekspektasi pasar sebesar 3,2%. Ini adalah angka terendah sejak April 2021. Untuk bulan Maret secara tahunan diindikasikan turun 3%.
Inflasi Harga Produsen
Inflasi Harga Produsen di AS meningkat 3,2% tahun-ke-tahun pada Februari 2025, tingkat terkecil dalam tiga bulan, dibandingkan dengan 3,7% yang direvisi naik pada Januari dan perkiraan 3,3%. Untuk bulan Maret secara tahunan diindikasikan meningkat menjadi 3,3%.
Inflasi harga produsen inti di AS, yang mengecualikan biaya makanan dan energi, menurun menjadi 3,4% tahun-ke-tahun pada Februari 2025, dari 3,8% yang direvisi naik pada Januari dan gagal memenuhi ekspektasi pasar sebesar 3,5%. Untuk bulan Maret secara tahunan diindikasikan meningkat 3,6%.
Dengan prospek inflasi harga konsumen dan inflasi harga produsen yang bervariasi, akan membuat The Fed masih akan menunggau dan mempertimbangkan, sehingga cenderung masih mempertahankan suku bunga pada pertemuan berikutnya.
Prospek Keputusan Suku Bunga
Jika dilihat dari pengukuran CME Fed Watch Tools, maka untuk pertemuan The Fed berikutnya di bulan Mei 2025, probabilitas The Fed mempertahankan suku bunga mencapai 63,5%, sedangkan probabilitas penurunan suku bunga mencapai 36,5%.
Kesimpulan
Pernyataan ketua The Fed Jerome Powell yang menyatakan masih akan menunggu perkembangan tarif AS sampai ada kejelasan dampaknya seperti apa, mensinyalkan The Fed masih akan mempertahankan suku bunga dalam waktu dekat ini, khususnya dalam pertemuan Fed bulan Mei 2025 ini..
Jika data inflasi AS terealisir bervariasi, juga akan menjadi pertimbangan The Fed untuk menunggu perkembangan inflasi, dan menantikan ukuran inflasi yang disukai The Fed yaitu PCE Price Index. Dengan demikian kemungkinan besar The Fed masih akan mempertahankan suku bunganya.