(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah acuan dunia WTI di pasar komoditas AS yang berakhir Kamis dinihari (10/4/2025) melonjak tinggi dari posisi terendah dalam 4 tahun.
Harga minyak WTI dan Brent melompat ke posisi tertinggi dalam sepekan setelah pengumuman Presiden Donald Trump untuk jeda 90 hari pada tarif timbal balik di sebagian besar negara yang memungkinkan negosiasi.
Lihat:Trump Umumkan Jeda 90 Hari Tarif Timbal Balik; Turunkan Tarif Menjadi 10%
Pengumuman tersebut meredakan kekhawatiran resesi dan membuat prospek permintaan energi membaik.
Harga tetap melonjak sekalipun jeda tarif tersebut tidaka berlaku bagi Tiongkok dan tarif dinaikkan menjadi 125% oleh Presiden Trump.
Kenaikan harga minyak ini diperkuat oleh laporan EIA terbaru yang mengungkapkan penurunan persediaan bensin dan sulingan yang lebih besar dari yang diharapkan.
Sementara itu, pernyataan dari pejabat OPEC+ yang mengisyaratkan potensi penundaan peningkatan produksi yang diumumkan sebelumnya membantu meredakan kekhawatiran kelebihan pasokan dan memperkuat kenaikan harga.
Harga Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak bulan Mei melonjak 4,65% pada menjadi $62,95 per barel, penurunan terbesar sejak Juli 2022.
Demikian untuk harga minyak mentah berjangka acuan jenis Brent melonjak 4,23% menjadi $65,48 per barel.
Secara teknikal, untuk pergerakan harga minyak berikutnya diperkirakan lebih tinggi, minyak WTI akan bergerak bertemu kisaran support di $59.60 – $55.80 dan kisaran resisten di $64.80 – $69.10.



