(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:
Perkembangan Nilai Tukar 7 – 10 April 2025
Pada akhir hari Kamis, 10 April 2025
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.795 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 7,026%.
3. DXY melemah ke level 100,87.
4. Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik ke 4,425%.
Pada pagi hari Jumat, 11 April 2025
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp16.780 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun naik ke 7,06%.
Aliran Modal Asing (Minggu II Februari 2025)
1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 10 April 2025 113,35 bps, naik dibandingkan dengan 4 April 2025 sebesar 105,75 bps.
2. Berdasarkan data transaksi pada April II (8 s.d 10 April 2025), secara agregat nonresiden tercatat jual neto Rp24,04 triliun. Akumulasi jual neto tersebut didorong jual neto di pasar SRBI, SBN dan saham. Masing-masing sebesar Rp10,47 triliun, Rp7,84 triliun dan Rp5,73 triliun.
3. Aliran neto asing sepanjang tahun 2025 (ytd), berdasarkan data setelmen s.d. 10 April 2025. Tercatat beli neto Rp7,11 triliun di SRBI dan Rp13,05 triliun di pasar SBN, sementara itu, jual neto Rp32,48 triliun di saham.
Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 16.774. Kemudian bergerak terkoreksi ke Rp16.814, dan terakhir sore ini WIB terpantau di posisi Rp 16.790.
Menguatnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Asia lanjut bearish setelah terkoreksi. Dollar AS tertekan ke 21 bulan terendahnya di tengah ketidakpastian arah perang dagang global. Dan bertambahnya safe haven ke yen dan Swiss franc.
Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, sore hari WIB ini turun ke 99,4.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting


