Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (17 April 2025); Rupiah Menguat Tipis

975

 

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 14 – 17 April 2025

Pada akhir hari Rabu, 16 April 2025
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.820 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,93%.
3. DXY[1] melemah ke level 99,38.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke 4,277%.

[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Kamis, 17 April 2025
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp16.810 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun stabil di 6,93%.

Aliran Modal Asing (Minggu III April 2025)

1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 16 April 2025 sebesar 106,39 bps, turun dibanding dengan 11 April 2025 sebesar 111,73 bps.

2. Berdasarkan data transaksi 14 – 16 April 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp11,96 triliun. Terdiri dari jual neto Rp13,01 triliun di pasar saham, beli neto Rp3,28 triliun di pasar SBN. Dan jual neto Rp2,24 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

3. Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen s.d. 16 April 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp36,86 triliun di pasar saham. Lalu beli neto Rp9,63 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp7,94 triliun di SRBI.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini dilakukan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari Kamis perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 16.838 kemudian bergerak terkoreksi ke Rp16.840, dan terakhir sore ini WIB terpantau di posisi Rp 16.833,5.

Menguatnya rupiah terjadi sentimen pemerintahan Presiden AS Donald Trump yang mengeluarkan sanksi baru dengan menargetkan ekspor minyak Iran. termasuk terhadap kilang minyak ‘teapot’ yang berbasis di Tiongkok.

Sementara dollar AS di mengalami tekanan tertahan sekitar 3 tahun terendahnya di tengah ketidakjelasan arah kebijakan tariff AS yang mengurangi laju permintaan dollar.

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, Kams sore ini naik ke 99,35 dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 99,28.

Menurut Analis Vibiz Research Center,  untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah diprediksi fluktuatif. Namun ditutup menguat di rentang Rp16.780 per USD hingga Rp16.840 per USD

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting