(Vibiznews – Economy & Business) Pada pekan mendatang ini akan banyak data ekonomi, tenaga kerja dan inflasi AS yang akan dirilis.
Indikasi dari para pengamat ekonomi, baik data ekonomi AS, data tenaga kerja dan data inflasi AS, diperkirakan akan melemah.
Bagaimana pasar merespon hal tersebut, jika data-data tersebut terealisir melemah secara bersamaan?
Prospek Bearish Data Ekonomi AS
Pekan ini akan ada 2 data ekonomi penting yang akan dirilis yaitu data GDP Growth Rate dan ISM Manufacturing PMI.
- GDP Growth Rate QoQ Adv Q1 diindikasikan menurun.
Ekonomi AS tumbuh 2,4% per tahun pada Q4 2024, sedikit lebih tinggi dari 2,3% pada estimasi sebelumnya, yang terutama mencerminkan revisi ke bawah pada impor. GDP Growth Rate QoQ Adv Q1 diindikasikan menurun menjadi 0,4% dari 2,4% pada estimasi sebelumnya.
- ISM Manufacturing PMI April 2025 diindikasikan menurun.
ISM Manufaktur PMI AS bulen Maret 2025 turun menjadi 49 dari 50,3 pada Februari, di bawah perkiraan 49,5. Angka tersebut menunjukkan kontraksi pertama dalam aktivitas pabrik dalam tiga bulan, setelah hanya tumbuh sedikit pada Februari. Untuk bulan April 2025, diindikasikan terjadi penurunan menjadi 47.9 dari 49 pada bulan sebelumnya.
Prospek Bearish Data Tenaga Kerja AS
Pada pekan ini juga akan banyak data tenaga kerja AS yang dirilis
- JOLTs Job Openings Maret 2025 yang diindikasikan menurun
Jumlah lowongan pekerjaan menurun sebanyak 194.000 menjadi 7,568 juta pada Februari 2025 dari 7,762 juta yang direvisi naik pada Januari dan di bawah ekspektasi pasar sebesar 7,63 juta. Untuk bulan Maret 2025, jumlah lowongan pekerjaan AS diindikasikan mencapai 7,5 juta, turun sedikit dari 7,568 juta pada Februari 2025.
- ADP Employment Change April 2025 yang diindikasikan menurun
Perusahaan swasta di AS menambahkan 155 ribu pekerja pada Maret 2025, menyusul 84 ribu yang direvisi naik pada Februari dan di atas ekspektasi 105 ribu. Untuk bulan April 2025, ADP Employment Change diindikasikan mencapai 130 ribu pekerja , turun dari 155 ribu pekerja bula Maret 2025.
- Non Farm Payrolls April 2025 diindikasikan menurun
Non Farm Payrolls AS menambah 228 ribu pekerjaan pada Maret 2025, jauh di atas 117 ribu yang direvisi turun pada Februari dan mengalahkan perkiraan 135 ribu. Ini adalah angka terkuat dalam tiga bulan. Untuk bulan April 2025, Non Farm Payrolls diindikasikan menurun pada 130 ribu, turun dibandingkan 228 ribu pada bulan sebelumnya.
Prospek Penurunan Inflasi PCE Price Index April 2025
Core PCE Price Index, ukuran inflasi utama Federal Reserve karena inflasi inti tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak dan umumnya dianggap sebagai indikator yang lebih baik dari tren inflasi jangka panjang.
Indeks harga inti PCE di AS, naik sebesar 0,4% dari bulan ke bulan pada Februari 2025, kenaikan terbesar sejak Januari 2024. Angka ini melampaui perkiraan sebesar 0,3% dan naik dari 0,3% pada Januari. Secara tahunan, tingkat inflasi inti PCE meningkat menjadi 2,8%, di atas ekspektasi pasar sebesar 2,7%.
Untuk bulan April 2025, Core PCE Price Index diindikasikan menurun secara bulanan menjadi 0,1%, dibandingkan 0,4% bulan sebelumnya.
Sedangkan secara tahunan, Core PCE Price Index diperkirakan menurun menjadi 2,5%, dibandingkan bulan sebelumnya pada 2,8%.
Pengaruh Data AS Bearish Bagi Pasar Global
Penurunan data ekonomi, tenaga kerja, dan inflasi AS secara bersamaan dapat menciptakan tekanan yang kompleks pada pasar keuangan global, termasuk pasar saham, nilai tukar dolar AS, dan harga emas.
Berikut adalah potensi pengaruhnya:
Pasar Saham:
- Dampak Negatif: Data ekonomi dan tenaga kerja yang menurun dapat memicu kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Hal ini dapat menyebabkan penurunan awal pada pasar saham karena investor cenderung menghindari aset berisiko di tengah ketidakpastian.
- Dampak Positif (Terkait Kebijakan The Fed): Namun, penurunan data inflasi juga dapat meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan mengadopsi kebijakan moneter yang lebih dovish. The Fed mungkin akan menurunkan suku bunga atau menghentikan kenaikan suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan untuk menstimulasi ekonomi. Ekspektasi kebijakan moneter yang lebih longgar ini dapat memberikan dukungan dan bahkan mendorong kenaikan pasar saham dalam jangka menengah.
Dolar AS:
- Tekanan Melemah: Data ekonomi dan tenaga kerja yang lemah dapat memberikan tekanan pelemahan pada nilai tukar dolar AS. Investor cenderung mencari mata uang yang terkait dengan ekonomi yang lebih kuat. Selain itu, ekspektasi kebijakan moneter yang lebih dovish dari The Fed (suku bunga yang lebih rendah) juga akan mengurangi daya tarik dolar AS di mata investor global karena imbal hasil aset dalam dolar menjadi kurang menarik.

Source : barchart
Harga Emas:
- Dampak Positif (Safe Haven): Emas sering dianggap sebagai aset “safe haven” di masa ketidakpastian ekonomi. Data ekonomi dan tenaga kerja AS yang menurun dapat meningkatkan kekhawatiran tentang prospek pertumbuhan global, mendorong investor untuk mencari aset yang dianggap lebih aman seperti emas.
- Dampak Positif (Dolar AS Melemah): Harga emas biasanya memiliki hubungan terbalik dengan nilai dolar AS. Ketika dolar AS melemah, harga emas cenderung naik karena emas menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain.
- Dampak Positif (Ekspektasi Suku Bunga Rendah): Ekspektasi suku bunga yang lebih rendah juga dapat mendukung harga emas. Emas tidak memberikan imbal hasil, sehingga suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas dibandingkan dengan aset yang memberikan bunga.

Source : barchart
Kesimpulan:
Penurunan data ekonomi, tenaga kerja, dan inflasi AS secara bersamaan menciptakan dinamika yang kompleks:
- Pasar Saham: Kemungkinan akan mengalami penurunan awal karena kekhawatiran ekonomi, tetapi berpotensi pulih dan naik jika pasar berekspektasi The Fed akan melonggarkan kebijakan moneter.
- Dolar AS: Cenderung mengalami tekanan pelemahan karena prospek ekonomi yang kurang baik dan ekspektasi suku bunga yang lebih rendah.
- Harga Emas: Kemungkinan akan mendapatkan dukungan sebagai aset safe haven dan dari pelemahan dolar AS, serta ekspektasi suku bunga yang lebih rendah.
Penting untuk diingat bahwa reaksi pasar dapat bervariasi dan dipengaruhi oleh ekspektasi investor, besarnya penurunan data, dan respons kebijakan dari The Fed. Investor akan mencermati dengan seksama data-data selanjutnya dan komunikasi dari The Fed untuk mengantisipasi langkah kebijakan moneter ke depan.



