(Vibiznews – Economy & Business) Ekonomi Indonesia kuartal perama tahun 2025 tumbuh sebesar 4,87% secara tahunan, di bawah ekspektasi pasar sebesar 4,91% dan turun dari ekspansi 5,02% pada kuartal sebelumnya.
Angka ini merupakan laju pertumbuhan paling lambat sejak Q3 tahun 2021, terbebani oleh penurunan belanja pemerintah (-1,38% vs 4,17% pada Q4 tahun 2024), di samping kenaikan yang lebih lemah dalam konsumsi swasta (4,89% vs 4,98%) dan investasi tetap (2,12% vs 5,03%).
Di sisi eksternal, pertumbuhan ekspor melambat (6,78% dari 7,63%), mencerminkan permintaan global yang lemah.
Pertumbuhan impor juga melambat tajam menjadi 3,96% dari 10,36%, di tengah melemahnya daya beli domestik.
Dari segi produksi, output manufaktur menurun (4,55% vs 4,89%), perdagangan grosir dan eceran (5,03% vs 5,19%), dan real estat (2,94% vs 2,97%), sementara pertambangan mengalami kontraksi (-1,23% vs 3,95%).
Untuk tahun 2025, pemerintah mempertahankan target pertumbuhan PDB sebesar 5,2%.



