(Vibiznews – Commodity) Harga emas mencatat kenaikan tertinggi 2 minggu dan ditutup menguat tajam pada hari Selasa, terdukung pelemahan dolar AS.
Harga emas spot ditutup melonjak 2,92% pada $3.431,23 per ons.
Harga emas berjangka AS kontrak Juni ditutup melonjak 3,03% pada $3.422,8.
Pelemahan dolar AS menjadi bullish untuk harga logam mulia.
Selain itu, gejolak perdagangan global yang sedang berlangsung yang disebabkan oleh kebijakan tarif AS telah mendorong permintaan safe haven untuk logam mulia.
Peningkatan ekspektasi inflasi telah mendorong permintaan logam mulia sebagai lindung nilai inflasi karena tingkat inflasi impas 10 tahun Selasa naik ke level tertinggi 1 minggu.
Selain itu, imbal hasil Treasury AS yang lebih rendah pada hari Selasa mendukung logam mulia.
Demikian juga risiko geopolitik di Timur Tengah terus mendukung permintaan logam mulia sebagai aset safe haven seiring berlanjutnya konflik Israel-Hamas. Selain itu, Israel hari ini melancarkan serangan udara terhadap bandara yang dikuasai Houthi dan sebuah pembangkit listrik di Sanaa, ibu kota Yaman, sebagai balasan atas serangan rudal Houthi terhadap Israel akhir pekan lalu.
Kamis dinihari nanti juga akan dirilis keputusan suku bunga The Fed, yang diperkirakan secara luas akan mempertahankan suku bunga tidak berubah.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga emas akan mencermati pergerakan dolar AS, yang jika berbalik menguat, akan menekan harga emas. Demikian juga dicermati perkembangan perdagangan, dengan adanya rencana pertemuan AS-Tiongkok, memberikan sentimen meredanya ketegangan perdagangan, yang akan dapat menekan harga emas. Jika Kamis dinihari nanti The Fed mempertahankan suku bunga dan menguatkan dolar AS, akan dapat menekan harga emas. Harga emas berjangka AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $3.355-$3.287. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance $3.468-$3.513.



