(Vibiznews – Commodity) Harga emas berakhir naik pada hari Selasa terdukung pelemahan dolar AS.
Harga emas spot ditutup naik 0,51% pada $3.251,12 per ons.
Harga emas berjangka AS kontrak Juni ditutup turun 0,61% pada $3.247,8.
Logam mulia ditutup lebih tinggi terdukung dolar AS yang lebih lemah.
Selain itu, data inflasi AS April yang melambat bersifat dovish untuk kebijakan Fed, faktor bullish untuk logam mulia.
Selain itu, risiko geopolitik di Timur Tengah terus mendukung permintaan safe haven untuk logam mulia karena konflik Israel-Hamas terus berlanjut dan Israel baru-baru ini melancarkan serangan udara terhadap pemberontak Houthi di Yaman.
Namun kenaikan harga emas dibatasi penguatan pasar saham yang telah mengurangi sebagian permintaan safe haven untuk logam mulia.
Demikian juga, imbal hasil Treasury AS yang lebih tinggi pada hari Selasa membatasi kenaikan logam mulia.
Selain itu, meredanya ketegangan perdagangan AS-Tiongkok telah memicu likuidasi jangka panjang dalam logam mulia setelah Tiongkok dan AS sepakat untuk mengurangi tarif pada barang masing-masing.
Demikian juga meredanya risiko geopolitik global berdampak buruk bagi logam mulia setelah India dan Pakistan sepakat untuk segera melakukan gencatan senjata, dan Presiden Ukraina Zelenskiy mengatakan dia akan melakukan perjalanan ke Istanbul pada hari Kamis untuk melakukan negosiasi langsung dengan Presiden Rusia Putin.
Malam nanti akan ada pernyataan dari pejabat Fed Jefferson.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga emas akan dapat bergerak naik jika dolar AS terus melemah. Namun harga emas dapat tertekan pengurangan permintaan safe haven, setelah kesepakatan perdagangan AS-Tiongkok. Namun jika malam nanti pernyataan pejabat Fed memberikan sinyal hawkish bagi kebijakan suku bunga dan menguatkan dolar AS, akan dapat menekan harga emas. Harga emas berjangka AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $3.220-$3.195. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance $3.270-$3.295.
