(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit atau CPO merosot oleh pukulan aksi ambil untung pada akhir perdagangan hari Kamis (15/5/2025) di bursa berjangka Malaysia setelah rally 4 hari berturut.
Harga minyak sawit yang banyak diperdagangkan yaitu kontrak berjangka bulan Juli 2025 turun dari posisi tertinggi dalam 2 pekan lebih dengan anjlok 1,76% menjadi sekitar MYR3.854 setelah sempat di posisi MYR3.973.
Sentimen dilemahkan oleh kehati-hatian menjelang data ekspor untuk periode 1–15 Mei dari surveyor kargo.
Sementara itu, angka-angka dari Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOC) menunjukkan pasokan April melonjak 19,4% dari Maret ke level tertinggi enam bulan sebesar 1,87 juta ton.
Produksi juga naik menjadi 1,69 juta ton, tertinggi dalam lima bulan, dan konsumsi lokal turun.
Sementara itu, produsen utama Indonesia akan menaikkan pungutan ekspor minyak sawit mentahnya menjadi 10% dari harga referensi, dari 7,5%, mulai 17 Mei untuk mendukung mandat biodiesel yang lebih tinggi.
Meskipun mendukung harga dalam jangka panjang, pergerakan tersebut dibayangi oleh permintaan yang lemah dan meningkatnya persediaan.
Di konsumen terbesar dunia, India, impor minyak sawit pada bulan April menyusut 24,29% dari bulan Maret menjadi 321.446 ton, menurut data.
Penurunan harga minyak sawit lebih lanjut disebabkan oleh de-eskalasi besar dalam perang dagang AS-Tiongkok menyusul Perjanjian Swiss dan tindakan Beijing untuk mencabut larangan ekspor dan investasi utama.



