(Vibiznews – Forex) Indeks dolar AS bergerak melemah pada hari Jumat dan bersiap untuk mengakhiri minggu dengan naik tipis, karena keuntungan dari kesepakatan perdagangan AS-Tiongkok diimbangi oleh data ekonomi AS yang lebih lemah.
Indeks dolar AS bergerak lemah 0,13% pada 100,64.
Pelemahan dolar AS masih terpengaruh pelemahan data inflasi harga produsen AS bulan April.
Laporan PPI permintaan akhir AS bulan April sebesar -0,5% m/m dan +2,4% y/y lebih lemah dari ekspektasi sebesar +0,2% m/m dan +2,5% y/y.
Dolar AS awalnya melonjak lebih dari 1% pada awal minggu setelah kesepakatan antara AS dan Tiongkok untuk menurunkan tarif secara signifikan untuk periode 90 hari.
Namun, pelemahan dolar AS terjadi setelah data yang dirilis selama minggu berjalan memberikan hasil pelemahan inflasi dan penjualan ritel yang mengecewakan, meningkatkan kekhawatiran tentang perlambatan aktivitas konsumen.
Indikator-indikator ini mendorong para pedagang untuk meningkatkan perkiraan pada pemotongan suku bunga Fed tambahan akhir tahun ini.
Dolar AS juga menghadapi tekanan terhadap beberapa mata uang Asia, khususnya won Korea Selatan, di tengah spekulasi bahwa Washington mungkin mendukung dolar yang lebih lemah sebagai langkah strategis dalam negosiasi perdagangan yang sedang berlangsung.
Malam nanti akan dirilis data perumahan Building Permits April yang diindikasikan menurun dan data Housing Starts April yang diindikasikan meningkat.
Juga akan dirilis data Michigan Consumer Sentiment Mei yang diindikasikan meningkat.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks dolar AS diperkirakan bergerak turun terpicu pelemahan data inflasi harga produsen Mei AS. Juga jika malam nanti data perumahan AS terealisir mixed dan data Michigan Consumer Sentiment Mei AS terealisir turun, akan menekan indeks dolar AS. Indeks dolar AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 100,57-100,49. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance 100,75-100,85.
