(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah dunia terjun ke posisi terendah dalam 2 pekan pada perdagangan sesi Eropa hari Kamis (22/5/2025) setelah muncul laporan bahwa anggota OPEC+ sedang mempertimbangkan peningkatan produksi besar lainnya.
Kenaikan sebesar 411.000 barel per hari untuk bulan Juli merupakan salah satu opsi yang dibahas, meskipun belum ada kesepakatan akhir yang dicapai.
Hal ini terjadi karena pasar sudah khawatir tentang kelebihan pasokan, menyusul peningkatan tak terduga dalam pasokan minyak mentah AS yang dilaporkan oleh EIA minggu lalu.
Sentimen bearish bertambah dengan aksi jual yang lebih luas di seluruh pasar keuangan, didorong oleh kekhawatiran atas defisit AS yang terus meningkat.
Sementara itu, investor memantau dengan cermat perkembangan menjelang putaran kelima perundingan nuklir antara AS dan Iran akhir pekan ini. Perundingan tersebut membantu meredakan kekhawatiran akan potensi gangguan pasokan di Timur Tengah, menyusul laporan media pada hari Rabu tentang kemungkinan serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran.
Harga Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak bulan Juni anjlok 1,32% pada menjadi $60,73 per barel.
Demikian untuk harga minyak mentah berjangka acuan jenis Brent anjlok 1,32% menjadi $64,00 per barel.
Secara teknikal, untuk pergerakan harga minyak WTI selanjutnya diperkirakan akan bertemu kisaran resisten di $62.60 – $66.80 dan kisaran support di $57.90 – $52.10.



