Koreksi dari Bullish Pasar; Konsolidasi dan Minggu Pendek Kembali — Domestic Market Outlook, 2-5 June 2025

1215
Vibizmedia Picture

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada seminggu berlalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • Pasar keuangan di minggu lalu berakhir serempak terkoreksi di minggu yang pendek.
  • Sebagian pelaku pasar mengamankan posisi dan aksi profit taking.
  • Capital inflow berlanjut, namun berkurang menjadi Rp1,5 triliun dalam sepekan.
  • Sentimen global saat ini sekitar perkembangan kebijakan tariff AS setelah Pengadilan Federal menganulir keputusan Pengadilan Perdagangan Internasional AS.
  • Data ekonomi yang diperhatikan pasar pekan mendatang adalah data neraca perdagangan dan rilis tingkat inflasi pada hari Senin nanti.

Minggu berikutnya, isyu prospek ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 2-5 June 2025.

===

Minggu yang baru lewat IHSG di pasar modal Indonesia terpantau terkoreksi dari level 17 minggu terkuatnya di minggu yang pendek, ditarik terakhirnya oleh sektor bahan baku, terutama sebagai profit taking pendek sebelum long weekend. Sementara itu, bursa kawasan Asia pada seminggu ini umumnya mixed. Secara mingguan IHSG ditutup melemah 0,53%, atau 38,334 poin, ke level 7.175,819, namun secara bulanan Mei ini mencatat positif 7,44%.

Untuk minggu berikutnya (2-5 Juni 2025), dipotong libur Jumat, IHSG kemungkinan akan sideways karena kembali menuju long weekend, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level level 7.325 dan 7.530. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 7.002, dan bila tembus ke level 6.811.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan berlalu berakhir terkoreksi dari overbought area di sekitar 13 minggu terkuatnya, di pekan yang pendek serta searah koreksi mata uang kawasan Asia, di tengah berkurangnya capital inflow menjadi sekitar Rp2 triliun di pasar SBN. Rupiah secara mingguannya berakhir melemah 0,52% atau 85 poin ke level Rp 16.299 per USD. Sementara, dollar global menguat terbatas dalam pergerakan sideways.

Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan lebih terbatas pergerakannya, atau kemungkinan rupiah dalam konsolidasi dengan sedikit koreksi, dalam range antara resistance di level Rp16.419 dan Rp Rp16.469, sementara support di level Rp16.155 dan Rp16.059.

Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau stabil secara mingguannya, terlihat dari pergerakan naik tipis dari yield obligasi dan berakhir ke level 6,821% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah berlanjutnya aksi beli investor asing di SBN, walau lebih terbatas. Sementara yields US Treasury terpantau terkoreksi dari rally sebelumnya.

===

Berdasarkan data transaksi 26 – 27 Mei 2025, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp1,50 triliun, terdiri dari beli neto Rp0,11 triliun di pasar saham dan Rp2,02 triliun di pasar SBN, serta jual neto sebesar Rp0,63 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

===

Ada sejumlah indikator data ekonomi kerap menjadi penggerak pasar, sementara sebagian data ekonomi lainnya sepertinya tidak berdampak terhadap harga di pasar investasi. Kadang seorang investor individual terkecoh dengan pilihan dan analisis fundamental data ekonomi. Hal itu dapat dimengerti kalau tidak mempelajari situasi pasar sebelumnya.  Demikianlah, fluktuasi pasar dan data perlu dipelajari hubungan dan kaitannya.

Kalau Anda mengalami kesulitan mempelajari dan melihat contohnya, lihat saja Vibiznews.com. Sejumlah data lengkap dengan analisis seketikanya langsung tersaji tiap kali rilis berita ekonomi penting diumumkan. Itu akan memberikan gambaran arah pasar selanjutnya. Begitulah, kami ada hanya untuk sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting