(Vibiznews – IDX) – Dalam perdagangan bursa saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Senin siang ini (2/6), terpantau melemah signifikan 121,637 poin (1,70%) ke level 7.054,182 setelah dibuka turun ke level 7.091,568.
IHSG bergerak lanjut terkoreksi di hari keduanya ke sekitar 2 minggu terendahnya, sementara bursa kawasan Asia siang ini umumnya bias melemah oleh rencana kenaikan tariff AS 50% untuk impor baja, serta mengikuti Wall Street yang berakhir pekan dengan mixed melemah.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) siang ini flat dengan menguat tipis 0,02% atau 4 poin ke level Rp 16.295, dengan dollar AS di pasar uang Asia dalam rentang sempit oleh perkiraan investor akan bertahannya kebijakan tariff AS setelah Pengadilan Federal menganulir keputusan Pengadilan Perdagangan Internasional AS.
Rupiah menguat dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 16.299, serta terpantau konsolidatif setelah terkoreksi 2 hari.
Mengawali perdagangannya, IHSG melemah 84,251 poin (1,17%) ke level 7.091,568. Sedangkan indeks LQ45 turun 8,000 poin (0,98%) ke level 805,620. Siang ini IHSG melemah 121,637 poin (1,70%) ke level 7.054,182. Sementara LQ45 terlihat turun 2,20% atau 17,870 poin ke level 795,750.
Tercatat saat ini sebanyak 182 saham naik, 454 saham turun dan 170 saham stagnan.
Sementara itu, bursa regional siang ini terpantau di zona merah, di antaranya Nikkei yang turun 1,57%, dan Hang Seng yang merosot 2,20%.
Analis Vibiz Research Center melihat pergerakan bursa kali ini terkoreksi ke sekitar 2 minggu terendahnya, sementara bursa kawasan Asia siang ini umumnya bias melemah mengikuti Wall Street yang berakhir pekan dengan mixed melemah.
Berikutnya IHSG kemungkinan akan bertahan di zona merah, dengan mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Resistance mingguan saat ini berada di level 7.325 dan 7.530. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 7.002, dan bila tembus ke level 6.811.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group



