Perak Komoditas Safe Haven, Pilihan Investasi Menarik Masa Depan

992

 

(Vibiznews – Commodity) – Perak dan emas kembali memasuki tren kenaikan harga. Meski kenaikan harga terjadi pada keduanya, perak dinilai memiliki prospek yang cenderung lebih besar dengan sifatnya sebagai logam industri.

Terutama dalam kondisi global yang semakin terdorong oleh energi bersih dan teknologi canggih. Perak bangkit sebagai salah satu komoditas paling strategis dekade ini.

Dulu perak hanya dikenal sebagai logam perhiasan atau aset investasi alternatif. Kini perak memainkan peran penting dalam rantai pasok industri hijau dan digitalisasi global.

Perak juga dianggap sebagai komoditas safe haven, sehingga dapat menjadi pilihan investasi yang menarik dalam situasi ketidakpastian ekonomi sekarang ini.

Berdasarkan data terbaru dari The Silver Institute, permintaan industri perak pada 2024 melonjak ke rekor tertinggi yaitu 680,5 juta troy ons. Angka ini mencerminkan perubahan besar dalam fungsi perak.

Yang kini didorong oleh kebutuhan untuk panel surya,  kendaraan listrik (EV), hingga chip AI dan data center. Negara-negara seperti China dan India mendorong permintaan lebih lanjut, menyadari pentingnya perak dalam strategi energi nasional mereka.

“Perak bukan lagi sekadar logam mulia, tapi kini menjadi ‘logam teknologi’,” tulis laporan Metals Focus. Ini adalah sinyal bahwa perak tak bisa lagi dipandang sebelah mata oleh investor ataupun pembuat kebijakan.

Robert Kiyosaki, penulis buku “Rich Dad Poor Dad,” bahkan memprediksi harga perak bisa naik dua kali lipat pada tahun 2025.

Dengan permintaan yang melampaui pasokan selama empat tahun berturut-turut, pasar perak saat ini berada dalam kondisi defisit sebesar 148,9 juta troy ons.

Di satu sisi, ini menjadi tantangan serius bagi industri yang membutuhkan logam ini dalam jumlah besar dan konsisten. Namun di sisi lain, defisit justru menciptakan peluang harga naik bagi investor jangka panjang.

Kondisi ini diperparah oleh stagnasi produksi tambang dan kurangnya investasi eksplorasi baru. Dengan kata lain, jika tren ini berlanjut, perak bisa menjadi logam langka dalam sistem energi masa depan.

Di tengah agenda global untuk mencapai Net Zero Emission pada 2050, perak bukan hanya akan dibutuhkan, ia akan menjadi tak tergantikan. Kebutuhan akan konduktivitas tinggi, daya tahan, dan efisiensi energi membuat perak menjadi pilihan utama di banyak lini teknologi mutakhir.

Dalam lima tahun terakhir, dilansir dari World Silver Survey, permintaan perak global menunjukkan dinamika yang signifikan. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor industri dan ekonomi.

Perak bukan hanya sebuah komoditas, tetapi cermin dari arah masa depan dunia: bersih, cepat, dan terhubung. Dan di dunia seperti itu, setiap ons perak akan jauh lebih berarti dari sekadar kilau.

Beberapa keuntungan investasi perak:
  1. Harganya lebih stabil. Salah satu faktornya adalah pasar internasional perak lebih kecil dibandingkan dengan pasar emas batangan/logam mulia. Terbatasnya pasar global untuk perak membuat orang sulit untuk memanipulasi harga.
  2. Harga perak lebih murah, Harga emas sekarang ini pasti jauh lebih mahal dari membeli perak batangan. Misalnya harga emas antam sekitar Rp1,905,000, sementara harga perak Antam sekitar Rp.18,350 per gram.
  3. Kenaikan harga perak lebih dinamis. Menurut historis naik turunnya harga perak relatif lebih besar.  Jika turun, turunnya banyak, jika naik, harganya bisa naik tapi turun kembali.
  4. Kebutuhan perak tinggi dan jumlah perak terbatas. Kebutuhan perak dalam dunia industri memang lebih besar dari pada untuk investasi. Namun perlu diingat bahwa industri perak juga berkembang pesat sehingga ketersediaannya terbatas sehingga harga bisa melambung.

Menurut Analis Vibiz Research Center, meskipun prospeknya positif, investor perlu menyadari bahwa harga perak juga dapat sangat fluktuatif.  Sehingga risiko kerugian juga perlu diperhatikan.

 

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting