(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit atau CPO acuan dunia kembali merosot untuk sesi kedua pada akhir perdagangan hari Rabu (11/6/2025) karena data bulanan yang suram dari Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB).
Harga minyak sawit yang banyak diperdagangkan yaitu kontrak berjangka bulan Juli 2025 anjlok 0,77% menjadi sekitar MYR3.842, terendah sejak 8 Mei setelah sempat melonjak ke posisi MYR3.815.
Merosotnya harga minyak sawit di bursa Malaysia tersebut di bebani oleh sentimen laporan dari Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB).
Dari laporan tersebut, pasokan minyak sawit akhir Mei naik 6,65% dari April menjadi 1,99 juta metrik ton yang merupakan kenaikan bulanan ketiga berturut-turut dan tertinggi sejak September 2024.
Sementara itu, produksi minyak sawit mentah tumbuh sebesar 5,05% menjadi 1,77 juta ton, juga naik untuk bulan ketiga.
Harga minyak sawit masih dalam tren bearish tertekan oleh konsumsi yang lesu dari pembeli utama Tiongkok dan taruhan pertumbuhan produksi yang berkelanjutan hingga September.
Namun pelemahan harga dibatasi oleh ekspor yang kuat, dengan pengiriman Mei melonjak 25,6% menjadi 1,39 juta ton, tertinggi sejak November.
Di negara pengimpor utama, India, permintaan diperkirakan akan pulih dalam beberapa bulan mendatang setelah pemotongan bea masuk baru-baru ini.
Secara global, kemajuan dalam perundingan perdagangan AS-Tiongkok meningkatkan harapan pelonggaran tarif pembalasan, sambil menunggu persetujuan akhir dari Presiden Trump dan Xi Jinping.



