(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit atau CPO acuan dunia bangkit dari posisi terendah sebulan lebih pada akhir perdagangan hari Kamis (12/6/2025) didukung oleh lonjakan harga minyak kedelai di bursa Tiongkok.
Harga minyak sawit yang banyak diperdagangkan yaitu kontrak berjangka bulan Juli 2025 naik 0,03% menjadi sekitar MYR3.843, setelah sempat melonjak ke posisi MYR3.891.
Sentimen terangkat setelah seorang pakar industri di sebuah forum global mengatakan permintaan dari pembeli utama seperti India dan China diperkirakan akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang, dengan koreksi harga baru-baru ini menawarkan titik masuk yang menarik.
Volume ekspor juga kemungkinan akan mencapai puncaknya sekitar bulan Agustus. Data dari Dewan Minyak Sawit Malaysia menunjukkan pengiriman Mei melonjak 25,6% dari April menjadi 1,39 juta ton, tertinggi sejak November.
Namun, harga masih turun sekitar 1% sejauh pekan ini, di kisaran terendah 7 bulan, karena data yang bearish menekan sentimen. Pasokan akhir Mei naik 6,65% menjadi 1,99 juta tonyang merupakan kenaikan bulanan ketiga dan tertinggi sejak September 2024.
Sementara itu, produksi minyak sawit tumbuh untuk bulan ketiga, naik 5,05% menjadi 1,77 juta ton. Gencatan senjata perdagangan yang rapuh antara AS dan China juga membebani harga, karena pembicaraan baru-baru ini tidak memberikan hasil konkret.



