(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah acuan dunia melonjak ke posisi tertinggi dari posisi tertinggi 5 bulan pada akhir perdagangan sesi Amerika Rabu dinihari (18/6/2025) karena konflik Israel dan Iran tidak menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.
Diberitakan Presiden AS Donald Trump tidak mendukung terjadinya gencatan senjata antara Israel dan Iran tetapi untuk akhir yang nyata. Kemudian ia mendesak penduduk Teheran untuk meninggalkan kota itu.
Hal ini telah menyebabkan kekhawatiran bahwa Israel akan menerima dukungan AS dan Iran juga dapat menemukan teman dan bahwa serangan bersama dapat memburuk.
Selain itu kekhawatiran investor tentang gangguan di Selat Hormuz yang dilalui 20% transportasi minyak global, belum terjadi tanpa gangguan berarti pada aliran minyak.
Laporan bulanan Badan Energi Internasional yang dirilis pada hari Selasa memperkirakan estimasi permintaan akan turun sebesar 20.000 barel per hari dari bulan lalu dan estimasi pasokan akan naik sebesar 200.000 barel per hari menjadi 1,8 juta barel per hari.
Harga Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak bulan Juli melonjak 4,3% menjadi $74,84 per barel.
Demikian untuk harga minyak mentah berjangka acuan jenis Brent melonjak 4,4% menjadi $76,91 per barel.
Secara teknikal, untuk pergerakan harga minyak WTI selanjutnya diperkirakan akan bertemu kisaran support di $72.80 – $69.10 dan kisaran resisten di $76.10 – $80.30.



