The Fed, Minyak, dan Volatilitas Pasar : Investor Waspadai Konflik Iran–Israel Memasuki Hari Keenam

374
wall street
Vibizmedia Photo

(Vibiznews-Economy) Ketegangan geopolitik di Timur Tengah kembali menjadi sorotan utama pasar global pekan ini. Saat konflik antara Israel dan Iran memasuki hari keenam, volatilitas meningkat dan penuh ketidakpastian. Berikut ini ulasan komprehensif tentang apa yang sedang terjadi dan bagaimana dampaknya pada pasar saham, minyak, mata uang, dan kebijakan Federal Reserve AS (FOMC), hingga perkembangan regulasi stablecoin dan rencana pelonggaran aturan perbankan.

  1. Futures Saham AS Menguat Meski Ketegangan Memarak

Pada hari Rabu pagi (03:30 ET / 07:30 GMT), futures saham AS mencatat kenaikan tipis:

  • Dow futures naik +76 poin (+0,2%),
  • S&P 500 futures +16 poin (+0,3%),
  • Nasdaq 100 futures +70 poin (+0,3%)

Meskipun demikian, indeks utama pada sesi Selasa turun: S&P 500 melemah -0,8%, Nasdaq -0,9%, dan Dow Jones -0,7% . Indeks volatilitas (VIX) mencatat 21,6 tercatat tertinggi sejak 23 Mei . Hal ini mencerminkan sentimen pasar yang berjaga-jaga tetapi belum sepenuhnya beralih ke risk-off.

  1. Harga Minyak Melonjak, Namun Volatiliti Masih Tinggi

Ketegangan memicu lonjakan harga minyak pada Selasa (+4%), namun pada Rabu terjadi koreksi kecil: Brent turun ke ~US$76,20–76,70, dan WTI sekitar US$75,19–75,50 per barel

Sentimen khawatir terhadap gangguan pasokan, utamanya di Selat Hormuz, mendorong premi geopolitik sekitar US$5–10 per barel Iran adalah produsen besar (~3,3 juta bph), tetapi OPEC+ memiliki cadangan ekstra sekitar 5,7 juta bph jika terjadi gangguan

  1. FOMC: The Fed Siapkan Pernyataan dan Dot‑Plot Baru

Rapat Federal Reserve yang berlangsung Selasa–Rabu malam diprediksi menahan suku bunga di kisaran 4,25–4,50% .

Pasar kini menanti 2 komponen penting:

  1. Statement FOMC: Akankah Fed akan terdengar lebih hawkish atau dovish? Lonjakan minyak dan tensi global menambah tekanan inflasi, mungkin memaksa Fed bersikap lebih hati-hati sebelum mengambil langkah pemangkasan .
  2. Dot‑plot terbaru: Saat ini pasar perkirakan pemangkasan suku bunga baru terjadi pada September (~55% kemungkinan) . Namun lonjakan harga minyak bisa mendorong revisi hawkish atau paling tidak penundaan pemangkasan, menurut analis ING .
  1. Dolar AS Stabil Sebagai Safe Haven

Ketika pasar menghadapi risiko geopolitik dan ketidakpastian FOMC, dolar AS bergerak stabil dimana terjadi rebound tipis terhadap yen dan franc Swiss . Meski secara tahunan dolar melemah >8% akibat kebijakan dagang Trump dan kekhawatiran ekonomi , saat ini dolar kembali menjadi tujuan investasi aman.

Penurunan yield Treasury juga terjadi karena investor mengalihkan modal ke obligasi aman, sementara emas menunjukkan tren kenaikan ringan .

  1. Senat AS Setujui Regulasi Stablecoin

Keputusan penting legislatif juga mencuat: Senat AS menyetujui rancangan undang-undang regulasi stablecoin. Stablecoin adalah jenis aset kripto (cryptocurrency) yang dirancang untuk memiliki nilai yang stabil, biasanya dipatok terhadap aset lain yang memiliki nilai tetap, seperti:

  • Dolar AS (USD)
  • Emas, atau
  • Mata uang fiat lainnya (euro, yen, dll)

 Poin utamanya:

  • Stablecoin harus didukung aset likuid seperti USD atau Treasury.
  • Cadangan harus diaudit dan dilaporkan setiap bulan

Pasar kripto menyambut positif. Regulasi ini memberikan kepastian hukum dan dapat meningkatkan adopsi stablecoin sebagai jembatan likuiditas antar ekosistem kripto. Jika disahkan di Dewan Perwakilan, ini akan menjadi tonggak regulasi penting

  1. Regulator Perbankan AS Siapkan Pelonggaran Cadangan Kapital

Bloomberg menyebut, regulator AS yaitu :

  1. Fed
  2. FDIC : Federal Deposit Insurance Corporation : Lembaga federal di Amerika Serikat yang menjamin simpanan bank hingga batas tertentu untuk melindungi nasabah jika bank gagal.
  3. OCC : Office of the Comptroller of the Currency : Badan pengatur independen di bawah Departemen Keuangan AS yang mengawasi bank nasional dan asosiasi tabungan federal agar beroperasi secara aman dan sesuai regulasi.

berniat menurunkan Enhanced Supplementary Leverage Ratio (ESLR) sebesar 1,5 poin, dari 5% menjadi 3,5–4,5% .

Kebijakan ini bertujuan:

  • Merileks bank-bank besar dalam menjalankan Trading Treasury.
  • Mendukung aktifitas pasar obligasi dan meningkatkan likuiditas dan kredit perbankan.

Bank seperti JPMorgan, Goldman, dan Morgan Stanley akan mendapat kelonggaran modal yang meningkatkan fleksibilitas operasional.

  1. Dampak Makro & Implikasi Strategis

Dengan rangkaian fakta di atas, pasar global kini menghadapi persimpanganyang strategis:

Geopolitik vs Inflasi

Lonjakan minyak akibat konflik menambah tekanan inflasi, mempersulit Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga cepat. Namun sebaliknya, eskalasi bisa memaksa Fed mendukung ekonomi melalui retorika dovish.

Sikap Terhadap Asset Risiko

  • Futures saham mengalami koreksi, namun rebound terjadi saat pasar menunggu keputusan FOMC.
  • Treasury & emas mendapatkan aliran modal karena risiko global.

Dolar sebagai Safe Haven

Penguatan dolar mendorong tekanan pada mata uang negara berkembang (emerging markets), mempengaruhi perdagangan dan keputusan buying di pasar lokal.

Likuiditas dan Kredit Global

Pelonggaran ESLR mendukung aktivitas pasar modal AS, tapi juga memperlonggar perilaku leverage bank, dengan potensi efek sistemik jangka panjang.

Outlook untuk Pasar Mingguan

Agenda & Event Dampak Potensial
Rilis Statement & Dot‑Plot FOMC Dapat memicu volatilitas besar di pasar saham, dollar, dan yield Treasury
Konflik Timur Tengah Gelombang harga minyak, risk‑off sentiment, tekanan geopolitik global
Stabilitas Regulator Stablecoin Dorongan bagi kapabilitas teknologi keuangan jangka panjang
Perubahan ESLR Bank AS Likuiditas pasar obligasi meningkat, namun hati-hati terhadap leverage berlebihan

  1. Strategi Investasi & Trading
  • Saham: Fokus pada sektor defensif (utilities, consumer staples), dan energy jika terjadi lonjakan harga minyak.
  • Obligasi AS: Pilihan aman, terutama Treasury jangka pendek; outlook yield tergantung komunikasi FOMC dan variabel minyak.
  • Mata Uang: Dolar tetap menjadi safe haven, sedangkan yen dan franc mungkin terkoreksi. Perhatikan TVP Dollar Index atau pair seperti USD/JPY.
  • Minyak & Komoditas: Posisi long terbuka jika konflik meluas dan mengancam pasokan.
  • Kripto & Stablecoin: Stabilitas regulasi bisa jadi katalis untuk pemulihan sentimen, terutama pada token USDT dan USDC.
  • Perbankan & Kredit: Pantau kebijakan ESLR sebagai indikator likuiditas pasar modal dan kredit korporat.

Situasi saat ini menggambarkan tren “risk reassessment” global. Sebagai dampak dari geopolitik memanas dan tekanan inflasi hingga acuan moneter yang siap diuji ulang oleh dinamika minyak dan kebijakan. Dollar kembali menjadi jangkar utama, namun FOMC yang akan membeberkan dot-plot dan statement memiliki peran krusial dalam menuntun arah sentimen pasar minggu ini.