(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah dunia anjlok cukup signifikan dan turun ke posisi terendah 2 pekan pada akhir perdagangan sesi Amerika hari Selasa (24/6/2025) setelah diberitakan Iran serang pangkalan militer AS di Qatar.
Serangan pembalasan Iran tersebut dapat berhasil dicegat oleh pertahanan Qatar sehingga meredakan kekhawatiran akan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Merespon laporan tersebut pasar melakukan aksi ambil untung yang cukup besar setelah sebelumnya melonjak di tertinggi sejak Januari.
Karenanya pasar berspekulasi adanya potensi de-eskalasi, sejumlah risiko signifikan masih ada yang paling utama adalah ancaman Iran yang berupaya menutup Selat Hormuz, jalur penting bagi sekitar 20% aliran minyak global.
Meskipun parlemen Iran dilaporkan mendukung langkah tersebut, keputusan akhir tetap berada di tangan dewan keamanan nasional negara itu.
Para pejabat AS, termasuk Menteri Luar Negeri Marco Rubio, memperingatkan bahwa langkah tersebut akan menjadi bunuh diri ekonomi bagi Iran dan mendesak Tiongkok sebagai pelanggan minyak terbesarnya untuk campur tangan.
Harga Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak bulan Juli turun 7,2% menjadi $68,50 per barel.
Harga minyak mentah berjangka acuan jenis Brent anjlok 7,2% menjadi $71,50 per barel.
Secara teknikal, untuk pergerakan harga minyak WTI selanjutnya diperkirakan akan bertemu kisaran support di $66.80 – $62.10 dan kisaran resisten di $73.10 – $80.30.



