(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit atau CPO naik dari posisi terendah dalam sepekan lebih pada akhir perdagangan hari Rabu (25/6/2025) oleh aksi bargain hunting investor setelah anjlok 3% lebih sebelumnya.
Harga minyak sawit yang banyak diperdagangkan yaitu kontrak berjangka bulan Juli 2025 naik 0,18% menjadi sekitar MYR3.970, setelah sebelumnya terjun ke bawah posisi MYR4.000.
Sentimen juga didukung oleh harga minyak kedelai Chicago yang lebih kuat dan harga minyak mentah karena investor menilai stabilitas gencatan senjata antara Iran dan Israel.
Tanda-tanda ekspor yang kuat semakin meningkatkan selera risiko, dengan surveyor kargo memperkirakan pengiriman minyak sawit Malaysia naik 10,9% menjadi 14,3% dalam 20 hari pertama bulan Juni dari bulan sebelumnya.
Selain itu diberitakan pemerintahan AS mengusulkan agar penyulingan minyak dapat mencampur volume biofuel yang memecahkan rekor ke dalam bensin dan solar tahun depan.
Namun, kenaikan dibatasi oleh permintaan minyak nabati jangka pendek yang lebih lemah dari pembeli utama India, terutama di tengah tanda-tanda bahwa impor minyak kedelai negara itu dapat turun 18% pada bulan Mei karena kemacetan pelabuhan.
Sementara itu, persediaan dan produksi minyak sawit naik untuk bulan ketiga berturut-turut pada bulan Mei, meningkatkan kekhawatiran atas potensi kelebihan pasokan.



