Pasar Konsolidasi Menanti Arah, Jelang Deadline Tariff — Domestic Market Outlook, 7-11 July 2025

562
Vibizmedia Picture

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada seminggu berlalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • Pasar keuangan di minggu lalu variatif dan dalam rentang terbatas.
  • Neraca perdagangan Mei kembali mencatat surplus untuk 61 bulan berturut-turut.
  • Capital inflow mengalir sampai sekitar Rp10,8 triliun dalam sepekan.
  • Sentimen global saat ini sekitar deadline keputusan tariff AS atas negara-negara mitra dagangnya dan arah kebijakan the Fed.
  • Data ekonomi yang diperhatikan pasar pekan mendatang adalah data cadangan devisa pada hari Senin, rilis keyakinan konsumen pada Selasa, serta penjualan retail pada Rabu nanti.

Minggu berikutnya, isyu prospek ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 7-11 July June 2025.

===

Minggu yang baru lewat IHSG di pasar modal Indonesia terpantau terkoreksi bertahap di pekan ketiganya, dalam rentang konsolidasi di 2 minggu terakhir, di tengah tekanan jual investor asing dan pasar mencari arah berikutnya. Sementara itu, bursa kawasan Asia pada seminggu ini umumnya bias terkoreksi. Secara mingguan IHSG ditutup melemah terbatas 0,47%, atau 32,208 poin, ke level 6.865,192.

Untuk minggu berikutnya (7-11 Juli 2025), IHSG kemungkinan masih bias terkoreksi, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level level 7.115 dan 7.240. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 6.745, dan bila tembus ke level 6.588.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan berlalu berakhir menguat terbatas di pekan keduanya, ke sekitar 5,5 bulan terkuatnya, di antara berlanjutnya capital inflow sampai sekitar Rp15,2 triliun di pasar SBN dalam sepekan. Rupiah secara mingguannya berakhir menguat 0,30% atau 49 poin ke level Rp 16.180 per USD. Sementara, dollar global tertekan dekat dengan 41 bulan terendahnya.

Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan rangebound bias terkoreksi, atau kemungkinan rupiah dalam fluktuasi dengan bias menguat, dalam range antara resistance di level Rp16.365 dan Rp Rp16.495, sementara support di level Rp16.159 dan Rp16.124.

Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau naik sedikit secara mingguannya, terlihat dari pergerakan turun perlahan yield obligasi dan berakhir ke level 6,595% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah berlanjutnya aksi beli investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury terpantau bangkit menguat.

===

Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juni 2025 terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1%. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, IHK Juni 2025 tercatat inflasi sebesar 0,19% (mtm), sehingga secara tahunan IHK mengalami inflasi sebesar 1,87% (yoy).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2025 mencatat surplus sebesar 4,30 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan surplus pada April 2025 sebesar 0,16 miliar dolar AS. Dengan demikian capaian surplus ini tercatat selama 61 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Berdasarkan data transaksi 30 Juni – 3 Juli 2025, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp10,79 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp2,31 triliun di pasar saham, dan Rp2,04 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), serta beli neto sebesar Rp15,14 triliun di pasar SBN.

===

 

Banyak pelaku pasar pada minggu-minggu ini agak ragu karena kondisi pasar yang sepertinya sedang kurang jelas. Fluktuatif, variatif, mungkin juga terkesan tanpa tren yang jelas. Ada sebagian investor pun bereaksi secara sepertinya over-reactive. Apapun itu, tidak mudah bereaksi bahkan secara logis pun pada saat pasar sedang gonjang-ganjing. Ini, antara lain, menunjukkan kuatnya fenomena psikologis dalam pasar, baik dalam individu per investor maupun di level pasar secara universal yang bisa disebut sebagai “psikologi pasar”.

Bagaimanapun, tidak mudah untuk mengikuti, memahami, apalagi memanfaatkan gejolak pasar yang naik turun. Jangan khawatir, Vibiznews.com adalah ahlinya untuk membantu menganalisis pasar bagi Anda dan memetik keuntungan dari dinamikanya. Mungkin Anda telah membuktikannya juga sebelum ini. Terima kasih telah bersama kami, pembaca setia Vibiznews!

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting