(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah dunia turun dari level tertinggi 2 pekan pada perdagangan komoditas sesi Asia hari Selasa (8/7/2025) karena investor menghadapi kekhawatiran ganda dari tarif AS dan meningkatnya pasokan OPEC+.
Presiden Trump pada hari Senin mengungkap surat pertama dari serangkaian surat yang menjanjikan yang mengancam tarif yang lebih tinggi pada mitra dagang utama, tetapi tetap membuka peluang untuk pembicaraan lebih lanjut dan menunda bea baru hingga setidaknya 1 Agustus.
Khususnya, surat kepada Jepang dan Korea Selatan menguraikan tarif 25% untuk impor dari negara masing-masing.
Yang menambah tekanan oleh pemberitaan OPEC+ sepakat untuk meningkatkan produksi sebesar 548.000 barel per hari pada bulan Agustus yang merupakan kenaikan bulanan keempat berturut-turut dan lebih besar dari yang diperkirakan.
Langkah tersebut akan memulihkan hampir 80% dari 2,2 juta barel per hari dalam pemotongan sukarela yang dilakukan oleh delapan anggota OPEC.
Namun, penurunan harga juga sebagian diimbangi oleh risiko geopolitik baru, karena pemberontak Houthi Yaman melancarkan serangan kedua terhadap kapal-kapal di Laut Merah, yang memicu kekhawatiran akan gangguan di sepanjang rute pelayaran penting.
Harga Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak bulan Juli anjlok 0,54% menjadi $67,59 per barel.
Harga minyak mentah berjangka acuan jenis Brent anjlok 0,38% menjadi $69,27 per barel.
Secara teknikal, untuk pergerakan harga minyak WTI selanjutnya diperkirakan akan bertemu kisaran support di $64.80 – $60.10 dan kisaran resisten di $69.10 – $82.30.



