Harga Bitcoin menyentuh angka US$120.290, Melonjak Hampir 15% Sebulan Terakhir

449
OJK Terbitkan Aturan Perdagangan Aset Keuangan Digital Termasuk Aset Kripto

 

(Vibiznews – Commodity) – Harga Bitcoin berhasil menyentuh angka US$120.000 per keping pada hari Senin, 14 Juli 2025. Ini menjadi catatan rekor terbaru bagi mata uang kripto paling populer di dunia.

Pada titik tertingginya, harga Bitcoin menyentuh angka US$120.290. Angka itu merupakan lonjakan hampir 15% selama sebulan terakhir.

Meski masih banyak diragukan terkait ketidakjelasan regulasi, nyatanya investor Bitcoin terus muncul di berbagai belahan dunia. Potensi keuntungan yang besar jelas membuat para investor tertarik. Lalu, apa yang menyebabkan harga Bitcoin melonjak baru-baru ini?

Penyebab Kenaikan Harga Bitcoin

Dilansir dari ABC News, kenaikan harga Bitcoin ini disebabkan oleh disahkannya undang-undang yang ramah terhadap kripto oleh Kongres. Hal ini membuat para investor bergerak cepat untuk mengoleksi koin tersebut.

Para analis menilai kenaikan harga Bitcoin ini sejalan dengan sikap pemerintah Amerika Serikat yang terus bersahabat dengan kripto, serta makin banyaknya penggunaan alat baru untuk investasi dalam bitcoin.

Kenaikan harga juga disebabkan oleh semakin dekatnya batas pasokan bitcoin, yang berarti meningkatnya permintaan telah melampaui pelepasan bitcoin baru.

Parlemen AS juga berencana untuk membahas Undang-Undang GENIUS (GENIUS Act), sebuah langkah yang didukung industri yang menetapkan aturan yang menargetkan stablecoin. Stablecoin merupakan jenis mata uang kripto yang dipatok dengan nilai aset lain, seringkali dolar AS.

Di mata para investor, undang-undang tersebut menawarkan perlindungan bagi konsumen, memungkinkan masuknya perusahaan keuangan konvensional, dan mengembangkan pasar mata uang digital.

Parlemen juga akan segera membahas sebuah langkah yang dapat memperjelas postur regulasi pemerintah federal terhadap kripto. Serta RUU lain yang akan melarang Federal Reserve menerbitkan aset digitalnya sendiri.

Bitcoin (BTC) terus menunjukkan kekuatan fundamentalnya.
Inflow harian ke spot ETF melonjak, cadangan BTC di bursa menurun drastis, dan investor tampaknya semakin percaya diri untuk menahan Bitcoin dalam jangka panjang.

Namun yang paling mengejutkan bulan ini adalah kebangkitan dua dompet Bitcoin lama dari tahun 2011 yang tiba-tiba memindahkan 20.000 BTC senilai lebih dari US$2,1 miliar ke alamat baru yang belum teridentifikasi.

Selanjutnya, bursa kripto memegang dompet Bitcoin terbesar, sebagian besar digunakan sebagai cadangan cold wallet untuk menjaga likuiditas dan keamanan dana pengguna.

▪ Binance Cold Wallet #1
• 248.600 BTC (~1,25% dari suplai beredar)
• Nilai saat ini: US$26 miliar+
• Menjadi dompet BTC terbesar di dunia tahun 2025.

▪ Robinhood Cold Wallet
• 140.600 BTC (~US$15 miliar)
• Sedikit aktivitas keluar masuk, mencerminkan arus dari pengguna ritel.

▪ Bitfinex Cold Wallet
• 130.010 BTC, sempat tercatat 156.000 BTC.
▪ Lainnya:

• Binance Cold Wallet #2: 115.000 BTC
• Dompet pemulihan Bitfinex (di bawah kendali pemerintah): 94.600 BTC

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, Bitcoin dapat melonjak melewati level $120.000 didukung optimisme meningkatnya adopsi institusional. Dan minat investor yang terus meningkat.

Selain itu dukungan Parlemen AS akan menyetujui Undang-Undang Genius Act langkah yang didukung industri yang menetapkan aturan yang menargetkan stablecoin. Serta RUU lainnya memperjelas postur regulasi pemerintah federal terhadap kripto.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting