(Vibiznews – IDX Stock) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 43,32 poin atau 0,61% ke 7.140,47 pada akhir perdagangan Selasa (15/7). Penguatan ini memperpanjang reli penguatan yang telah terjadi dalam tujuh hari beruntun.
Berdasarkan pengamatan sebanyak 268 saham naik, 320 saham turun dan 214 saham stagnan.
Tujuh indeks sektoral menguat, menopang kenaikan IHSG. Sedangkan empat indeks sektoral lainnya masuk zona merah. Indeks sektoral dengan kenaikan terbesar adalah sektor infrastruktur yang naik 5,36%, sektor transportasi naik 1,84% dan sektor properti naik 1,33%.
Sedangkan indeks sektoral dengan pelemahan terdalam adalah sektor barang konsumen siklikal yang turun 0,51%, sektor barang konsumen non siklilal yang turun 0,48% dan sektor kesehatan yang turun 0,42%.
Mengutip Refinitiv, utilitas menjadi sektor yang naik paling kencang, yakni 6,99%. Hal ini seiring dengan kenaikan saham BREN sebesar 6,16% menjadi 7.750 dan menyumbang 17,22 indeks poin.
Hal tersebut seiring dengan Morgan Stanley Capital International (MSCI) yang mencabut perlakukan khusus pada tiga saham Konglomerat Prajogo Pangestu, yaitu PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrosea Tbk (PTRO), dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).
Perubahan perlakukan saham tersebut berlaku di bursa saham Indonesia dan Taiwan pada periode Agustus 2025. Ketiga saham itu nantinya akan dievaluasi sesuai dengan metodologi MSCI Global Investable Market Indexes Methodology (GIMI).
Selain BREN, saham-saham yang juga menopang IHSG adalah Bank Rakyat Indonesia/BBRI (15,39 indeks poin), DSSA (8,51 indeks poin), MDKA (5,09 indeks poin), dan CDIA (3,84 indeks poin).
Sementara itu emiten pemberat kinerja IHSG hari ini adalah Amman Mineral International (AMMN) dan Chandra Asri Pacific (TPIA).
Adapun pasar keuangan hari ini mencermati ketegangan antara Gedung Putih dan bank sentral AS. Setelah penasihat ekonomi Kevin Hassett mengatakan pada akhir pekan bahwa Trump mungkin memiliki alasan untuk memecat Ketua The Fed Jerome Powell. Dengan alasan pembengkakan biaya akibat renovasi kantor pusat bank sentral.
Sementara itu, AS akan merilis data inflasi periode Juni 2025 pada Selasa (15/7/2025) waktu AS. Setelah berbulan-bulan mengalami inflasi yang sangat rendah, indeks harga konsumen (IHK) bulan Juni lebih tinggi. Karena perusahaan mulai meneruskan biaya barang impor yang lebih tinggi terkait tarif.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan kebijakan suku bunga RI pada Rabu (16/7/ 2025). Sebelumnya dalam RDG periode 17-18 Juni 2025, BI memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 5,50%,
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting



