Harga Gula Naik, Permintaan Naik Karena Coca Cola Menggunakan Gula Tebu

380

(Vibiznews – Commodity) – Harga gula pada penutupan pasar hari Kamis naik karena peningkatan permintaan gula AS 

Harga gula Oktober di ICE New York naik 18 sen (1.09%) menjadi $16.74 . Harga gula Oktober di ICE London naik $5.50 (1.15%) 

Harga gula naik ke harga tertinggi 1.5 bulan pada hari Kamis. Kenaikan harga gula terjadi karena peningkatan permintaan gula AS. 

Presiden AS pada hari Rabu mengatakan Coca Cola setuju  untuk menggunakan gula tebu pada minuman Coke yang dijual di AS daripada menggunakan sirup jagung tinggi fruktusa, akibatnya konsumsi gula AS meningkat 4.4% menjadi 11.5 MMT dari 11 MMT saat ini. 

Harga gula meningkat karena produksi gula Brazil berkurang .  Pada hari Senin Unica melaporkan  produksi kumulatif gula Brazil 2025/26 di Tengah – Selatan sampai   Juni turun 14.3% dari tahun lalu menjadi 12.249  MMT . 

Pada  bulan lalu Conab mengatakan produksi gula Brazil di 2024/25 turun 3.4% dari tahun lalu menjadi 44,118 MMT, karena hasil dari panen tebu turun karena kekeringan dan panas. 

Harga gula turun selama tiga bulan terakhir , dengan harga gula di New York turun ke harga terendah 4 ¼ tahun pada awal bulan dan harga gula di London turun ke harga terendah 4 tahun karena perkiraan terjadi surplus gula global.   

Pada 20  Juni pedagang komoditi Czarnikow memperkirakan bahwa akan terjadi surplus gula global 7.5 MMT pada tahun 2025/26, surplus tertinggi dalam 8 tahun. 

Pada 22 Mei Laporan   USDA  dalam laporan tahunan, memperkirakan produksi gula global di 2025/26 naik 4.7% dari tahun lalu menjadi 189,318 MMT sehingga gula global surplus 41,188 MMT naik 7.5% dari tahun lalu. 

Harga gula turun karena kenaikan produksi gula di India. Pada 2 Juni India National Federation of Cooperative Sugar Factories memperkirakan produksi gula India di 2025/26  naik 19% dari tahun lalu menjadi 35 MMT karena perluasan area tanaman tebu.   

The India Sugar  Mills Association (ISMA)  produksi gula India di 2024/25 turun 17.5% menjadi 26.2 MMT, jumlah terendah 5 tahun 

The India Sugar  Mills Association (ISMA) melaporkan pada 7 Juli  produksi gula India dari 1 Oktober sampai 15 Mei sebesar 25.74 MMT turun 17% dari tahun lalu pada periode yang sama 

Produksi gula   diuntungkan dengan perkiraan curah hujan diatas normal pada  Musim monsoon antara bulan Juni sampai September .  

Pada hari Senin the India Meteorological Department melaporkan curah hujan di bulan Juni 9% diatas normal di India dan juga diperkirakan akan diatas normal juga pada bulan Juli 

Outlook produksi gula Thailand tinggi sehingga menurunkan harga gula. Pada 2 Mei Thailand’s Office of Cane and Sugar Board melaporkan produksi gula 2024/25 naik 14% dari tahun lalu menjadi 10.00 MMT  

Pada  15 Mei  the International Sugar Organization (ISO) meningkatkan  perkiraan defisit gula global 2024/25 menjadi tertinggi dalam 9 tahun defisit sebesar 5.47   MMT dibanding perkiraan  Februari defisit sebesar 4.88 MMT.    

Memperlihatkan pasar lebih ketat dari  surplus gula global di 2023/24 sebesar 1.31 MMT   

The ISO juga menurunkan produksi gula global 2024/25 menjadi 174.8 MMT dari perkiraan Februari sebesar 175.5 MMT 

Pada 22 Mei Laporan   USDA  dalam laporan tahunan, memperkirakan produksi gula global di 2025/26 naik 4.7% dari tahun lalu menjadi 189,318 MMT dan konsumsi global 2025/26 naik 1.4% dari tahun lalu menjadi 177.921 MMT. 

Perkiraan persediaan gula global di 2025/26 diperkirakan naik 7.5% dari tahun lalu menjadi 41.188 MMT. 

Pada 22 Mei perkiraan USDA – FAS bahwa produksi gula Brazil 2025/26 naik 2.3% dari tahun lalu menjadi 44.7 MMT. 

Juga memperkirakan produksi gula India  di 2025/26 akan naik 25% dari tahun lalu menjadi 35.3 MMT, karena hujan di musim monsoon menguntungkan bagi tanaman gula dan meningkatkan hasil gula per are. 

Produksi gula Thailand 2025/26 diperkirakan naik 2% dari tahun lalu menjadi 10.3 MMT 

Analisa tehnikal untuk gula   

Support pertama di $15.40 dan berikut ke $14.40 

Resistance pertama di $16.80 dan berikut ke $ 17.30  

Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting