Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (18 Juli 2025); Rupiah Menguat

620

 

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 14 – 18 Juli 2025

Pada akhir hari Kamis, 17 Juli 2025
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.325 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,57%.
3. DXY[1] menguat ke level 98,73.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke 4,451%.

[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Jumat, 18 Juli 2025
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp Rp16.320 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun stabil di 6,56%.

Aliran Modal Asing (Minggu III Juli 2025)

1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 17 Juli 2025 sebesar 73,49 bps, turun dibanding dengan 11 Juli 2025 sebesar 74,23 bps.

2. Berdasarkan data transaksi 14 – 17 Juli 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp10,49 triliun. Terdiri dari jual neto sebesar Rp1,91 triliun di pasar saham dan Rp8,95 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Serta beli neto sebesar Rp0,38 triliun di pasar SBN.

3. Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen s.d. 17 Juli 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp58,01 triliun di pasar saham. Dan jual neto Rp48,07 triliun di SRBI. Serta beli neto sebesar Rp59,97 triliun di pasar SBN.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

Analis Vibiz Research Center melihat Jumat 18 Juli 2025 perdagangan rupiah vs dollar dibuka menguat ke Rp 16.320. Kemudian bergerak terkoreksi ke Rp16.325, dan terakhir Jumat sore WIB terpantau di posisi Rp 16.285.

Menguatnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Eropa menurun setelah menguat di sesi global sebelumnya. Dollar AS terkoreksi dari sekitar 3,5 minggu tertingginya setelah Trump menyatakan tidak berencana memecat Powell.

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, sore hari WIB ini turun ke 98,36. Angka ini lebih rendah dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 98,61.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting