(Vibiznews – Commodity) Harga emas berakhir mixed pada hari Kamis terpicu penguatan dolar AS dan peningkatan permintaan safe haven.
Harga emas spot ditutup naik 0,46% pada $3.290,40 per ons.
Harga emas berjangka AS kontrak Desember ditutup turun 0,13% pada $3.348,6 per ons.
Kenaikan indeks dolar pada hari Kamis ke level tertinggi dalam 2 bulan membebani harga logam mulia.
Selain itu, data ekonomi AS hari Kamis menunjukkan pasar tenaga kerja yang tangguh dan tekanan harga serta biaya tenaga kerja yang tinggi, yang berdampak hawkish bagi kebijakan Fed dan negatif bagi logam mulia. Selain itu, logam mulia tergerus oleh dampak negatif dari kebijakan Rabu, ketika Ketua Fed Powell mengatakan kebijakan moneter yang cukup ketat adalah tepat karena risiko inflasi dari tarif.
Di sisi positif, kekhawatiran bahwa kebijakan tarif AS akan melemahkan pertumbuhan global memicu permintaan aset safe haven untuk logam mulia setelah Presiden Trump pada hari Rabu mengatakan akan mengenakan tarif 25% terhadap India mulai 1 Agustus dan mengisyaratkan akan menambahkan penalti tambahan atas pembelian energi negara itu dari Rusia.
Malam ini akan dirlis data Non Farm Payrolls Juli AS yang diindikasikan menurun, dan data Unemployment Rate Juli AS yang diindikasikan meningkat.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga emas akan bergerak turun jika dolar AS terus menguat. Juga akan mencermati perkembangan perdagangan, dengan masih adanya negara-negara yang belum bernegosiasi melewati batas waktu 1 Agustus 2025, memicu ketegangan perdagangan dan dapat meningkatkan permintaan safe haven. Namun jika malam nanti data Non Farm Payrolls Juli AS terealisir menurun, dan data Unemployment Rate Juli AS terealisir meningkat, melemahkan dolar AS, akan menguatkan harga emas. Harga emas berjangka AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $3.326-$3.304. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance $3.369-$3.390.



