(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah berjangka bergerak naik pada hari Rabu, menghentikan penurunan empat hari berturut-turut dan rebound dari level terendah lima minggu, terdukung penurunan pasokan dan kekhawatiran gangguan pasokan setelah ancaman tarif Presiden AS Donald Trump terhadap India atas pembelian minyak mentah Rusia.
Harga minyak mentah berjangka WTI AS bergerak naik 0,63% pada $65,57 per barel.
Harga minyak mentah berjangka Brent bergerak naik 0,72% pada $68,13 per barel.
Data API menunjukkan pasokan minyak mentah AS turun 4,2 juta barel pekan lalu, melampaui ekspektasi pasar sebesar 1,8 juta barel dan menunjukkan permintaan yang lebih kuat dari yang diantisipasi.
Pasar juga mempertimbangkan kemungkinan pergeseran pasokan karena India mungkin mengurangi impor minyak Rusia sebagai tanggapan atas ancaman tarif Presiden AS Trump atas pembeliannya yang berkelanjutan.
Trump memperingatkan tarif yang lebih tinggi untuk barang-barang India dalam waktu 24 jam dalam upaya untuk menekan Presiden Rusia Vladimir Putin agar mengakhiri perang di Ukraina.
Namun, kenaikan harga minyak dibatasi oleh kekhawatiran kelebihan pasokan setelah OPEC+ baru-baru ini mengumumkan rencana untuk meningkatkan produksi minyak sebesar 547.000 barel per hari pada bulan September, yang secara efektif mengakhiri pemotongan produksi terbarunya lebih awal dari yang diperkirakan.
Malam nanti akan dirilis data pasokan minyak mentah mingguan AS oleh EIA.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga minyak akan bergerak naik dengan penurunan pasokan minyak mentah mingguan juga kekhawatiran gangguan pasokan terpicu ancaman tarif perdagangan lebih tinggi AS bagi pembeli minyak Rusia. Juga jika malam nanti data pasokan minyak mentah mingguan Rusia terealisir naik, akan menguatkan harga minyak. Harga minyak mentah berjangka AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $65,74-$65,92. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support $65,25-$64,94.



