(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah acuan dunia alami kenaikan setelah 5 hari berturut tertekan pada perdagangan komoditas sesi Asia hari Kamis (7/8/2025).
Harga minyak acuan dunia WTI dan Brent sebelumnya sudah anjlok hingga ke posisi terendah dua bulan karena ketegangan geopolitik dan dampaknya terhadap pasokan masih menjadi fokus.
Langkah Presiden Trump untuk menaikkan tarif barang-barang India menjadi 50% atas impor energi Rusia, dengan penerapannya dimulai dalam 3 pekan, memicu kekhawatiran tentang pengalihan pasokan dan ketegangan yang lebih luas dengan konsumen utama.
Namun, para pelaku pasar mengincar potensi pertemuan Trump-Putin setelah Trump mengisyaratkan kemajuan dalam pembicaraan dengan Moskow, dengan ekspektasi yang muncul akan potensi sikap AS yang lebih lunak terhadap Rusia.
Sementara itu dilaporkan penurunan persediaan minyak mentah AS sebesar 3 juta barel yang lebih besar dari perkiraan memberikan dukungan.
Arab Saudi juga menaikkan harga minyak mentah bulan September untuk Asia untuk bulan kedua berturut-turut, dengan alasan pasokan yang ketat dan permintaan yang kuat. Hal ini menyusul rencana OPEC+ untuk meningkatkan produksi sebesar 547.000 barel per hari.
Harga Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak bulan Agustus melonjak 1,03% menjadi $65,02 per barel.
Harga minyak mentah berjangka acuan jenis Brent naik 0,92% menjadi $67,51 per barel.
Secara teknikal, untuk pergerakan harga minyak WTI pekan depan diperkirakan akan bertemu kisaran support di $64.10 – $60.10 dan kisaran resisten di $66.20 – $70.30.



