(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit atau CPO merosot untuk hari kedua berturut pada akhir perdagangan hari Kamis (7/8/2025) di tengah penguatan ringgit dan melemahnya harga olein sawit Dalian.
Harga minyak sawit yang banyak diperdagangkan yaitu kontrak berjangka bulan Oktober 2025 anjlok 0,59% menjadi sekitar MYR4.222, setelah sempat berada di posisi MYR4.258.
Sentimen juga dibebani oleh kekhawatiran akan meningkatnya pasokan setelah Asosiasi Minyak Sawit Malaysia melaporkan kenaikan produksi minyak sawit mentah sebesar 9,0% per bulan untuk bulan Juli.
Sementara itu, laporan bulanan Dewan Minyak Sawit Malaysia akan dirilis minggu depan, yang diperkirakan naik untuk bulan kelima mendekati level tertinggi dalam dua tahun, didorong oleh produksi yang kuat dan permintaan domestik yang lesu.
Ekspor juga kemungkinan naik 3,2%, meskipun kenaikan tersebut dibatasi oleh persaingan ketat dari produsen utama india, yang menawarkan diskon besar.
Di pembeli utama India, impor menyusut 10% pada bulan Juli dari level tertinggi 11 bulan di bulan Juni karena pembatalan kontrak.
Namun rilis data perdagangan yang kuat pada bulan Juli dari Tiongkok membatasi penurunan lebih lanjut.
Sementara itu, Indonesia masih berunding dengan AS untuk mendapatkan pengecualian bagi beberapa ekspor utama termasuk minyak sawit mentah karena pengirimannya menghadapi tarif baru sebesar 19%.



