(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah acuan dunia rebound dari posisi terendah dalam 2 bulan pada perdagangan komoditas sesi Asia hari Selasa (12/8/2025).
Harga minyak acuan dunia WTI naik ke kisaran $64 karena Rusia mengabaikan tenggat waktu AS untuk mengakhiri perangnya dengan Ukraina.
Presiden AS Donald Trump mengancam Rusia untuk mengakhiri perangnya dengan Ukraina atau menghadapi tarif yang berat atas ekspor minyaknya, serta sanksi sekunder terhadap negara-negara yang membeli minyak dari Rusia. Tenggat waktu berakhir Jumat lalu, dan Rusia tidak menanggapi ancaman sanksi tersebut.
Namun, Trump mengatakan pekan lalu bahwa ia akan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska pada hari Jumat untuk membahas masalah Ukraina. Tanpa perkembangan lebih lanjut antara AS dan Rusia, perundingan dapat meningkatkan prospek sanksi yang lebih ketat terhadap Moskow, yang mungkin akan mengangkat harga WTI dalam waktu dekat.
Namun sentimen dibebani oleh data IHP Tiongkok turun lebih dari yang diperkirakan pada bulan Juli, dimana jika deflasi terus berlanjut dapat membebani harga minyak WTI karena Tiongkok adalah konsumen minyak dan gas terbesar kedua di dunia.
Sementara itu untuk penggerak harga minyak WTI hari ini akan menanti laporan pasokan minyak mentah AS dari American Petroleum Institute (API).
Harga Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak bulan September 2025 naik 0,15% menjadi $64,02 per barel.
Harga minyak mentah berjangka acuan jenis Brent naik 0,08% menjadi $66,68 per barel.
Secara teknikal, untuk pergerakan harga minyak WTI pekan depan diperkirakan akan bertemu kisaran support di $62.40 – $59.10 dan kisaran resisten di $65.10 – $68.30.



