(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit atau CPO menguat 4 hari berturut dan ditutup pada posisi tertinggi 9 bulan pada akhir perdagangan hari Rabu (13/8/2025) merespon laporan ekspor Surveyor Cargo dan tingginya harga minyak nabati di bursa Dalian.
Harga minyak sawit yang banyak diperdagangkan yaitu kontrak berjangka bulan Oktober 2025 naik 0,53% menjadi sekitar MYR4.386, setelah sempat berada di posisi MYR4.424.
Surveyor Cargo mencatat pengiriman dalam sepuluh hari pertama bulan Agustus melonjak lebih dari 23%.
Sementara itu di Indonesia, produsen utama minyak sawit, pemerintah menegaskan kembali rencana untuk menaikkan kandungan minyak sawit wajib dalam biodiesel menjadi 50% tahun depan dari 40%, meskipun implementasinya kemungkinan besar tidak akan terjadi pada bulan Januari.
Di India, perusahaan penyulingan minyak kedelai diperkirakan akan meningkatkan impor minyak kedelai sebesar 60% ke rekor tertinggi pada tahun 2024/25 karena keunggulan harga dibandingkan minyak sawit, mendorong pengiriman minyak sawit ke level terendah dalam lima tahun terakhir, yaitu 7,8 juta ton.
Namun, permintaan minyak sawit dalam jangka pendek mungkin meningkat karena pembeli menimbun pasokan menjelang festival Diwali pada pertengahan Oktober.
Kenaikan dibatasi oleh ringgit yang lebih kuat dan ekspektasi produksi Malaysia yang lebih tinggi, dengan produksi Juli naik 7,1% menjadi 1,81 juta ton dan inventaris pada level tertinggi hampir dua tahun sebesar 2,11 juta ton.



