(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit atau CPO kembali merosot masuki hari ketiga berturut dan turun ke posisi terendah sepekan pada akhir perdagangan hari Kamis (21/8/2025).
Harga minyak sawit yang banyak diperdagangkan yaitu kontrak berjangka bulan Oktober 2025 turun 0,56% menjadi sekitar MYR4.422, setelah sempat berada di posisi MYR4.514.
Pelemahan dipicu oleh prospek pasokan dengan produksi bulan Juli naik 7,1% dan inventaris mendekati level tertinggi dalam dua tahun.
Harga CPO sempat melompat tinggi awal sesi merespon laporan surveyor kargo untuk pengiriman produk minyak sawit Malaysia selama 1-20 Agustus naik 13,6% menjadi 17% dari Juli.
Sementara itu, Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOC) memperkirakan harga akan bertahan di atas MYR 4.300 dalam waktu dekat karena pasokan yang lebih ketat dan meningkatnya permintaan biodiesel.
Disebutkan bahwa USDA memproyeksikan lebih dari separuh produksi kedelai AS akan digunakan untuk biodiesel pada tahun 2026, sementara mandat B50 yang direncanakan Indonesia dapat meningkatkan kebutuhan minyak sawitnya menjadi 16 juta ton dari 13 juta ton pada tahun 2025.
Di Indonesia, negara penghasil utama kedelai, pemerintah berencana untuk menyita perkebunan ilegal, menegakkan putusan pengadilan yang telah lama tertunda dengan dukungan militer.
Di saat yang sama, Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA) dapat meningkatkan pengakuan terhadap minyak sawit Indonesia sebagai minyak berkelanjutan.



