(Vibiznews – Commodity) – Penurunan harga minyak sawit atau CPO terhenti pada perdagangan hari Rabu (27/8/2025), mendapat dukungan dari ringgit yang lebih lemah dan prospek ekspor yang lebih baik.
Harga minyak sawit yang banyak diperdagangkan yaitu kontrak berjangka bulan Oktober 2025 naik 0,25% menjadi sekitar MYR4.451, setelah sempat berada di posisi MYR4.415.
Data surveyor kargo menunjukkan pengiriman produk minyak sawit Malaysia naik 10,9%–16,4% selama 1–25 Agustus dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya.
Sentimen yang juga mengangkat harga adalah tanda-tanda permintaan yang didorong oleh perayaan Natal di India menjelang Diwali pada pertengahan Oktober.
Berita bahwa Indonesia dilaporkan mendapatkan kesepakatan pembebasan tarif AS untuk komoditas termasuk minyak sawit, dan rencana kontingensi Malaysia untuk melindungi ekspor di bawah aturan deforestasi Uni Eropa juga support kenaikan harga.
Namun, kenaikan lebih lanjut dibatasi oleh data dari Asosiasi Minyak Sawit Malaysia yang menunjukkan peningkatan produksi minyak sawit mentah dari bulan ke bulan selama 1–20 Agustus.
Melemahnya harga minyak nabati pesaing di bursa Dalian dan Chicago juga membebani pasar, sementara angka Uni Eropa menunjukkan impor minyak sawit turun 34% yoy menjadi 352.275 ton untuk musim 2025–26 yang dimulai pada bulan Juli.
